Tiru Eropa, Anies Mau Bikin Kota Tua Cuma Bisa Dilewati TransJakarta

23 Agustus 2021 13:45 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga berjalan di kawasan rendah emisi Kota Tua, Jakarta, Rabu (10/2). Foto: Aprilio Akbar/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Warga berjalan di kawasan rendah emisi Kota Tua, Jakarta, Rabu (10/2). Foto: Aprilio Akbar/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berencana melakukan penataan ulang terhadap salah satu ikon wisata sejarah ibu kota, yakni Kota Tua. Ia pun ingin nantinya Kota Tua seperti sebuah kota maju di Eropa.
ADVERTISEMENT
Rencana tersebut disampaikan oleh Kepala Dinas Bina Marga DKI, Hari Nugroho. Hari mengatakan, icon yang disebut sebagai pertama utara Jakarta itu bakal dikembalikan kepada semangat awalnya di tahun 1600-an, saat Jakarta masih menjadi Batavia.
"Kita akan membangun di Kota Tua, kenapa Kota Tua? Ini menjadi daya tarik yang luar biasa, menjadi permata utara Jakarta," ujar Hari dalam webinar terkait infrastruktur di tengah pandemi yang digelar Konstruksi Media, Senin (23/8).
"Nanti kita akan desain seperti pada saat tahun 1627 sampai 1632. Kita buat alurnya, tipologi pedestriannya, jadi kita kembalikan ke sejarah lamanya esensi menjadi kebanggaan kita saat Batavia dulu," sambungnya.
Penataan itu, dimulai dengan perapian jalan di sekeliling museum seperti Jalan Lada Dalam dan Kemukus. Di samping itu, kata Hari, Pemprov DKI berencana bakal memberlakukan low emission zone alias LEZ di sekitar Kota Tua.
ADVERTISEMENT
Dengan konsep tersebut, nantinya tidak ada kendaraan umum dan pribadi yang boleh masuk ke dalam Kota Tua. Konsep ini, meniru penataan kota-kota maju di Eropa.
"Nah di situ akan diterapkan low emission zone, tidak ada lagi kendaraan yang masuk Kota Tua selain bus TransJakarta. Di situ akan menjadi plaza seperti kota di Eropa yang maju. Jadi tidak ada lagi kendaraan umum yang tidak berbasis emisinya rendah, hanya kendaraan listrik dan TransJakarta," tuturnya.
Pedestrian akan semakin diperluas, sehingga lebih ramah untuk pejalan kaki. Di samping memperbanyak tempat-tempat bersantai dan plaza-plaza.
"Nanti selain TransJakarta, kita integrasikan kereta api dari Kemenhub," pungkasnya.