TMMIN: Elektrifikasi Kendaraan Butuh Proses dan Rantai Pasok

29 Oktober 2023 11:35 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Produksi battery pack untuk Yaris Cross Hybrid dan Kijang Innova Zenix di Karawang Plant 2 Foto: Gesit Prayogi/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Produksi battery pack untuk Yaris Cross Hybrid dan Kijang Innova Zenix di Karawang Plant 2 Foto: Gesit Prayogi/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) menyebut elektrifikasi kendaraan butuh proses. Saat ini, perusahaan juga melakukan transisi dari kendaraan konvensional atau Internal Combustion Engine (ICE) ke menuju kendaraan elektrik atau Electric Vehicle (EV).
ADVERTISEMENT
"Melalui aktivitas penguatan rantai pasok lokal, Toyota Indonesia meyakini bahwa dalam menyambut elektrifikasi, transisi dari kendaraan berteknologi ICE menuju elektrifikasi, memerlukan proses untuk eskalasi kapabilitas rantai pasok," kataWakil Presiden Direktur PT TMMIN, Bob Azam dalam keterangannya, Minggu (29/10).
Bob mengatakan bahwa pihaknya tengah melakukan kemitraan dengan berbagai stakeholder untuk mendorong industri otomotif di dalam negeri. Dengan kerja sama dengan berbagai pihak, diharapkan investasi industri otomotif dalam negeri juga terus meningkat.
“Pada tahun ini, kolaborasi dan kemitraan ditingkatkan dengan melibatkan lebih banyak stakeholders di antaranya industri auto maker, part maker, hingga asosiasi yang menaunginya. Dengan harapan, partisipasi kami dapat memberikan hasil yang lebih nyata dalam membuka potensi akses investasi industri otomotif skala internasional di masa depan," ujar Bob dalam keterangannya, Minggu (29/10).
ADVERTISEMENT
Dia melanjutkan, TMMIN juga menjembatani perusahaan komponen otomotif skala kecil dan menengah di Indonesia dengan perusahaan produksi besar di Jepang. Perusahaan rantai pasok di Indonesia diharapkan dapat menjadi bagian penting dalam rantai pasok industri otomotif global.
Penguatan rantai pasok lokal nyatanya menjadi sokongan bagi daya saing industri otomotif nasional yang kuat. Saat ini, rantai pasok menjadi salah satu pilar terbesar dalam industri otomotif, mengingat ada 300 ribu SDM yang berada di bawahnya.
TMMIN yang menaungi lebih dari 205 supplier tier 1 dan 2 di Indonesia, membawa 29 perusahaan rantai pasok Indonesia dalam Forum Bisnis Indonesia-Jepang, untuk menjembatani dan memberikan mengakses ke pasar internasional.
Berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), investasi otomotif asal Jepang mencapai USD 525,48 juta sepanjang semester I 2023, dari total investasi otomotif sebesar USD 744,43 juta. Indonesia juga menjadi pengekspor produk otomotif ke sejumlah negara, dengan nilai USD 7 miliar di semester I 2023.
ADVERTISEMENT
“Memulai industri otomotif nasional sejak era 1970-an hingga saat ini, pengembangan investasi Toyota Indonesia di industri otomotif, juga meliputi pengembangan SDM beserta ratusan rantai pasok di dalamnya. Bermula dari investasi perakitan, dilanjutkan dengan produksi bodi dan mesin, hingga menjadikan Indonesia sebagai salah satu hub produksi global," jelasnya.
Sebelumnya, President & Executive Chief Engineer Toyota Daihatsu Engineering & Manufacturing Co. LTD, Yoshiki Konishi, membeberkan soal rencana pabrikan asal Jepang itu dalam membangun ekosistem industri baterai untuk mobil listrik di Indonesia.
Saat berbincang dengan sejumlah media di Keio Hotel Plaza, Tokyo, Jepang, Selasa (24/10), ia mengatakan bahwa Toyota Group akan berkolaborasi dengan salah satu produsen baterai terbesar di dunia saat ini, yakni CATL.
ADVERTISEMENT
“Kami akan bekerja sama dengan CATL yang sudah bangun industri baterai dan kami akan suplai bukan cuma Toyota tapi industri,” katanya.
CATL merupakan produsen asal China yang didirikan pada 2011, fokusnya pada manufaktur baterai lithium-ion, sistem penyimpanan energi, dan manajemen baterai kendaraan listrik.