Tom Lembong Sebut Kondisi Pasar Beras Kacau, Istana Pastikan Stok Beras Tersedia

28 Februari 2024 18:07 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pekerja menata beras di Gudang Bulog Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis (22/2/2024). Foto: Budi Candra Setya/Antara Foto
zoom-in-whitePerbesar
Pekerja menata beras di Gudang Bulog Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis (22/2/2024). Foto: Budi Candra Setya/Antara Foto
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Eks Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) sekaligus Co-Captain Timnas AMIN, Thomas Lembong atau Tom Lembong mengatakan pemerintah saat ini sibuk berpolitik dan mengesampingkan kebutuhan masyarakat. Ia menyebut, kondisi pasar beras di Indonesia kacau.
ADVERTISEMENT
Dalam beberapa waktu belakangan, masyarakat menyoroti harga beras yang naik. Bahkan, banyak yang mengeluhkan kelangkaan beras di pasar dan toko ritel.
Menanggapi hal tersebut, Deputi III Kantor Staf Presiden (KSP), Edy Priyono, menegaskan bahwa stok beras masih tersedia di banyak tempat.
"Beras tersedia, terutama di pasar tradisional dan warung-warung. Cek saja kalau tidak percaya," kata Edy kepada wartawan, Rabu (28/2).
Menurut dia, harga beras yang dikeluhkan mahal selama ini karena produksinya sedikit, khususnya produksi selama bulan Januari-Februari.
"Perhitungan Kementan dan Badan Pangan Nasional Jan-Feb kita defisit (produksi < kebutuhan). Selain itu, biaya produksi di tingkat petani naik," ujarnya.
Produksi beras yang turun disebabkan karena ada petani yang gagal tanam. Juga karena El Nino yang menyebabkan musim tanam mundur.
Pekerja menata beras di Gudang Bulog Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis (22/2/2024). Foto: Budi Candra Setya/Antara Foto
"Produksi saat ini lebih rendah daripada biasanya, karena musim tanam mundur akibat El Nino tahun lalu. Ada juga yang gagal tanam," pungkasnya.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Tom Lembong menyebut kondisi pasar beras Indonesia kacau. Ia menyoroti pemerintah yang menyalurkan bansos yang seharusnya diberikan selama 3 bulan berturut-turut menjadi sekaligus diberikan pada awal Februari 2024.
"Jelas bahwa kondisi beras di Indonesia itu lagi kacau balau, dan itu kalau saya menanggapi secara teknokratis, secara profesional. Hampir pasti ada kaitannya dengan kebijakan yang diambil di saat-saat di bulan-bulan pemilu terkait bansos," kata Tom di Sekretariat Timnas AMIN, Jakarta Selatan, Senin (26/2).
"Ada indikasi bahwa kebijakan bansos yang ditempuh itu menguras stok Bulog sampai 1,3 juta ton. Itu angka yang sangat signifikan," katanya.