Toyota dan Mazda Patungan Rp 34 Triliun Bikin Mobil Bareng, Produksi Mulai 2021

14 Agustus 2020 9:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pabrik mobil. Foto: REUTERS/Gonzalo Fuentes
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pabrik mobil. Foto: REUTERS/Gonzalo Fuentes
ADVERTISEMENT
Toyota Motor Corp dan Mazda Motor Corp membangun pabrik senilai USD 2,3 miliar atau sekitar Rp 34 triliun, untuk produksi mobil bersama. Jenis mobil yang akan diproduksi dua raksasa otomotif Jepang itu adalah jenis crossover untuk Mazda dan kendaraan sport Toyota.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Reuters, pabrik tersebut diproyeksikan mulai berproduksi pada 2021. Dari pabrik yang dibangun di Alabama, Amerika Serikat (AS) itu, produksi crossover Mazda dan sedan sport Toyota ditargetkan masing-masing sebanyak 150 ribu unit per tahun.
Toyota dan Mazda sengaja membangun pabrik di Amerika Serikat karena ada fasilitas insentif pajak dari Donald Trump sebesar USD 97 juta, untuk setiap perusahaan yang melakukan investasi baru.
"Komitmen investasi Toyota dan Mazda menegaskan kembali keyakinan mereka pada masa depan manufaktur di Amerika Serikat dan potensi negara bagian Alabama untuk menjadi pemimpin ekonomi AS," kata Gubernur Alabama, Kay Ivey, dalam sebuah pernyataan.
Presiden Toyota Motor Akio Toyoda dan Presiden Mazda Motor Masamichi Kogai berjabat tangan pada konferensi pers bersama di Tokyo. Foto: Kim Kyung-Hoon/REUTERS
Dua produsen otomotif negeri Sakura itu juga ingin memperkuat penetrasi pasar mereka di AS. Pada 2019 Jepang mengekspor 1,7 juta unit kendaraan ke AS atau menguasai 10 persen pangsa pasar.
ADVERTISEMENT
Pada September 2019, Presiden Donald Trump dan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe menandatangani kesepakatan perdagangan terbatas yang memotong tarif barang-barang pertanian AS, peralatan mesin Jepang, dan produk lainnya. Tapi mereka menunda isu tentang impor mobil.
Biaya investasi pembangunan pabrik joint venture Toyota-Mazda itu, jadi USD 830 juta lebih mahal dari yang direncanakan semula, akibat pandemi virus corona. Jika pembangunan pabrik sudah rampung, akan membuka 4.000 lowongan kerja, dibandingkan saat ini yang baru menyerap 600 pekerja.