Transaksi E-commerce di Sulawesi Utara Tembus Rp 55,9 T di Kuartal II 2020

2 Oktober 2020 13:24 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi konsumen e-commerce Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi konsumen e-commerce Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bank Indonesia Kantor Perwakilan Sulawesi Utara melaporkan pada kuartal II 2020, transaksi e-commerce di provinsi tersebut tercatat tembus Rp 55,9 triliun. Angka ini naik 43 persen dibanding kuartal I 2020.
ADVERTISEMENT
Adapun pada kuartal I 2020, transaksi e-commerce sempat turun 12,6 persen akibat adanya pandemi COVID-19. Meski secara nominal menurun, namun Kepala BI Sulawesi Utara Arbonas Hutabarat mengatakan volume transaksi e-commerce di Sulut tetap tumbuh double digit.
“Pada kuartal II 2020 bulan Juli aktivitas e-commerce di Sulut tercatat sebesar Rp 55,9 triliun. Nominal transaksi e-commerce memang menurun 12,6 persen pada kuartal I namun volume transaksinya naik 11 persen,” ungkap Arbonas dalam Virtual Ceremony Digitalisasi Pasar Bersehati Manado bersama Kementerian Perdagangan, Jumat (2/10).
Menurut Arbonas, turunnya nilai transaksi tersebut terjadi karena saat ini masyarakat Sulawesi Utara tengah menahan konsumsi mereka. Tidak ada lagi belanja impulsif yang dilakukan oleh masyarakat. Padahal menurutnya belanja impulsif seharusnya bisa menjadi penggerak ekonomi.
Ilustrasi Bank Indonesia Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Sedangkan dari sisi digital, Arbonas mengatakan pangsa pasar digital payment di Sulawesi Utara diproyeksikan dalam 3 tahun mendatang (2020-2023) akan tumbuh kisaran 10 sampai dengan 17 persen. Sehingga hal ini sejatinya bisa menjadi peluang positif bagi platform pembayaran digital seperti OVO.
ADVERTISEMENT
“Jadi ini peluang pasar bagi pelaksana seperti OVO,” ujarnya.
Selain itu Arbonas mengklaim, saat ini metode pembayaran di Sulawesi Utara juga telah didominasi oleh transaksi non tunai sebesar 79 persen pada kuartal I 2020. Meski demikian, total transaksi dari mesin ATM ataupun kartu debit tercatat mengalami penurunan, masing-masing sebesar 14 persen dan 6 persen. Menurutnya penurunan terjadi karena banyak masyarakat lebih memanfaatkan pembayaran melalui platform digital.
Ke depan, Arbonas mengatakan BI akan semakin mendorong penggunaan pembayaran digital khususnya di Provinsi Sulawesi Utara. “Nah ini kan perpindahan mode-mode transaksi dari di ATM, orang sekarang malas ke ATM, mencet ATM aja orang ketakutan sekarang. Ya solusinya adalah seperti OVO ini,” ujarnya.
ADVERTISEMENT