Transaksi Perdagangan RI-Thailand Capai Rp 121 M dalam 2 Bulan

25 Maret 2019 11:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Container Yard Petikemas Semarang Foto: Pelindo
zoom-in-whitePerbesar
Container Yard Petikemas Semarang Foto: Pelindo
ADVERTISEMENT
Bank Indonesia (BI) mencatat transaksi perdagangan antara Indonesia dengan Thailand mencapai 272 juta baht atau sekitar Rp 121 miliar (kurs Rp 449 per baht) selama Januari-Februari 2019. Angka ini meningkat dari periode yang sama tahun lalu yang hanya 69,5 juta baht atau Rp 30 miliar.
ADVERTISEMENT
Transaksi tersebut dilakukan dengan menggunakan mata uang lokal atau Local Currency Settlement (LCS) yang telah diimplementasikan sejak 11 Desember 2017. LCS dilakukan demi mengurangi ketergantungan kedua negara terhadap penggunaan dolar AS.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Onny Widjanarko mengatakan, LCS telah memperkuat kerja sama perdagangan dan investasi antar negara. Sebagai contoh, implementasi LCS antara Indonesia dan Thailand telah memberikan kepercayaan pasar dan berdampak positif bagi perdagangan bilateral Indonesia dan Thailand.
"Untuk dua bulan pertama 2019, transaksi LCS telah mencapai 272 juta baht (setara Rp 121 miliar) meningkat tajam dari periode yang sama tahun lalu sebesar 69,5 juta baht (setara Rp 30 miliar)," ujar Onny dalam keterangan resmi, Senin (25/3).
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (kanan) bersama Deputi Gubernur BI Mirza Adityaswara usai menyampaikan hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia di Jakarta. Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Adapun sepanjang 2018, total transaksi perdagangan melalui LCS mencapai rata-rata 130 juta baht (setara Rp 58 miliar) per bulan.
ADVERTISEMENT
Onny menjelaskan, perkembangan implementasi LCS tersebut menjadi salah satu topik yang mengemuka dalam diskusi pertemuan bilateral Gubernur BI Perry Warjiyo dan Gubernur Bank of Thailand Veerathai Santiprabhob pada Jumat (22/3).
Selain LCS, pertemuan strategis tersebut membahas mengenai perkembangan perekonomian kedua negara serta arah dan implementasi kebijakan bank sentral terutama di bidang sistem pembayaran.
"Kedua bank sentral menekankan pentingnya optimalisasi manfaat perkembangan ekonomi dan keuangan digital dengan berbagai inovasi teknologi terkini (termasuk penerapan QR Code), dalam mendorong pertumbuhan ekonomi kedua negara," katanya.
Optimalisasi manfaat ditempuh dengan tetap memitigasi potensi risiko yang mungkin terjadi, termasuk dari sisi stabilitas sistem keuangan, serta Anti Pencucian Uang (APU) dan Pencegahan Pendanaan Teroris (PPT).
ADVERTISEMENT
BI dan Bank of Thailand secara rutin melakukan tukar pandangan dan pengalaman sehingga dapat memperkaya dan memperkuat kapasitas kedua belah pihak dalam mengelola risiko dan tantangan ke depan. Demikian disampaikan Gubernur BI Perry Warjiyo dalam kesempatan pertemuan.
BI dan Bank of Thailand meyakini bahwa penguatan kerja sama antar otoritas di tingkat bilateral, regional, dan multilateral menjadi salah satu kunci dalam menghadapi tantangan yang semakin kompleks di tengah ketidakpastian perekonomian global yang tinggi.
Ke depan, kedua pimpinan bank sentral tersebut akan meneguhkan komitmen untuk terus memperkuat kerja sama yang saling menguntungkan antara kedua bank sentral, termasuk melanjutkan pertemuan bilateral dalam tataran Pimpinan Bank Sentral maupun dalam tataran teknis.