Transisi Energi Bakal Jadi Ancaman Jika Pertamina Tidak Berubah

6 Oktober 2020 15:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana pengisian bahan bakar milik pertamina. Foto: Dok. Pertamina
zoom-in-whitePerbesar
Suasana pengisian bahan bakar milik pertamina. Foto: Dok. Pertamina
ADVERTISEMENT
Perubahan perilaku konsumsi energi masyarakat membuat perusahaan minyak dan gas seperti PT Pertamina (Persero) akan terancam. Sebab, masyarakat mulai peduli pada energi bersih ketimbang energi fosil yang disebut transisi energi kedua.
ADVERTISEMENT
Wakil Menteri BUMN I Budi Gunadi Sadikin mengatakan, transisi energi ini akan membuat pendapatan Pertamina terganggu sebab selama ini pendapatannya ditopang dari bisnis jualan BBM. Sedangkan anak muda saat ini kelihatan lebih senang menggunakan listrik untuk bahan bakar kendaraan mereka.
"Belum banyak yang tahu 65 persen income Pertamina dari jual BBM. Dengan transisi energi kedua, orang akan menjauhi BBM. Saat ini, orang muda lebih senang pake mobil listrik. Jadi nanti 65 persen income Pertamina akan berpindah ke PLN," kata dia dalam diskusi Lemhannas secara virtual, Selasa (6/10).
Kehilangan pendapatan tersebut memang tidak terjadi sekaligus, tapi bertahap. Budi menyebut mungkin dalam waktu 20-30 tahun jika perusahaan tidak berubah, menyesuaikan bisnisnya dalam era transisi energi.
ADVERTISEMENT
Dia menyebut, perusahaan yang tidak bisa menyesuaikan bisnisnya dalam era transisi energi akan kalah. Sedangkan perusahaan baru bermunculan.
Wakil Menteri BUMN 1 Budi Gunadi Sadikin. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
Budi menceritakan, di sektor energi terjadi dua kali transisi. Transisi pertama ketika ilmuwan Eropa bisa mengubah kayu dan minyak menjadi motor gerak di tahun 1.800-an. Lalu disusul Thomas Alva Edison dan Nikola Tesla mengubah energi menjadi listrik.
Transisi energi yang pertama itu membuat tatanan dunia berubah melahirkan revolusi industri. Perusahaan yang tidak menyesuaikan berakhir tinggal nama.
Begitu pun di era transisi energi kedua saat ini, perusahaan mobil yang masih menggunakan BBM sebagai bahan bakarnya mungkin akan benar-benar kalah dengan perusahaan mobil listrik seperti Tesla buatan Elon Musk.
"Jadi ada beginners, ada loser. Ada perusahaan yang tumbuh, ada perusahaan yang tua dan mati. Dan ini akan sangat berdampak pada kehidupan sosial, budaya, ekonomi, dan politik," ujarnya.
ADVERTISEMENT