Trump Mau Rilis Paket Stimulus Corona USD 850 Miliar, Wall Street Melesat

18 Maret 2020 7:36 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pekerja melihat pergerakan saham dari layar monitor di Wall Street di New York City. Foto: Eisele / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Pekerja melihat pergerakan saham dari layar monitor di Wall Street di New York City. Foto: Eisele / AFP
ADVERTISEMENT
Indeks utama Wall Street melonjak pada penutupan perdagangan Selasa (17/3). Hal ini karena Federal Reserve dan Gedung Putih mengambil langkah nyata untuk meningkatkan likuiditas di tengah ancaman ekonomi global akibat mewabahnya virus corona.
ADVERTISEMENT
Dilansir Reuters, Rabu (18/3), Dow Jones Industrial Average naik 1.048,86 poin atau 5,2 persen menjadi 21.237,38, indeks S&P 500 naik 143,06 poin atau 6,00 persen menjadi 2.529,19, dan Nasdaq Composite menambahkan 430,19 poin atau 6,23 persen menjadi 7.334,78.
Bank sentral AS mulai melakukan pembelian surat utang jangka pendek untuk membantu perusahaan dapat terus membayar pekerja dan membeli pasokan di tengah pandemi global.
Langkah itu merupakan bagian dari kebijakan moneter The Fed yang pada akhir pekan lalu memangkas suku bunga acuan menjadi 0-0,25 persen.
Sementara itu, Presiden Donald Trump menganggarkan USD 850 miliar sebagai paket stimulus untuk menopang perekonomian. Di antaranya memberikan uang tunai USD 1.000 kepada warga AS selama dua minggu berturut-turut untuk mendorong konsumsi.
ADVERTISEMENT
"Masalah likuiditas ini menjadi perhatian, dan itulah yang mereka coba untuk atasi," kata Stephen Dover, kepala ekuitas di Franklin Templeton.
"Ini merupakan perlambatan yang didorong oleh konsumsi, Anda harus memiliki stimulus fiskal, dan kami melihat di seluruh dunia stimulus fiskal diberikan sangat besar. Sehingga diharapkan dapat berdampak pada kondisi saat ini,” lanjutnya.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump Foto: SAUL LOEB / AFP
Pandemi corona telah mengganggu bisnis di seluruh dunia. Bahkan dengan adanya karantina dan lockdown, membuat perusahaan di berbagai sektor, mulai dari travel hingga ritel, anjlok.
Beberapa perusahaan yang mengalami kerugian terbesar dalam S&P 500 pada bulan lalu, di antaranya operator pelayaran seperti Norwegian Cruise Line Holdings (NCLH.N), hotel-hotel seperti MGM Resorts (MGM.N), perusahaan pakaian seperti Capri Holdings (CPRI.N) dan departemen toko, termasuk Macy's (MN).
ADVERTISEMENT
Perusahaan lain yang menderita kerugian besar adalah Boeing Co (BA.N). Sahamnya jatuh lagi setelah penurunan peringkat, yang mencerminkan memburuknya arus kas karena landasan yang diperpanjang dari 737 MAX jet dan pukulan dari pandemi virus corona.
Di antara 11 sektor industri utama S&P, sektor utilitas adalah pemenang persentase terbesar, menambahkan 13 persen, diikuti sektor konsumsi yang naik 8,4 persen.
Sektor teknologi juga naik 6,8 persen, sehari setelah rekor persentase penurunan harian.
Saham Pfizer Inc (PFE.N) naik 6,6 persen, setelah menandatangani kesepakatan dengan BioNTech SE Jerman (22UAy.F) untuk bersama-sama mengembangkan vaksin virus corona.
Regeneron Pharmaceuticals Inc (REGN.O) melonjak 11,5 persen, setelah perusahaan mengatakan telah mengidentifikasi antibodi yang berpotensi mengobati covid-19.
ADVERTISEMENT
Sebanyak 16,9 miliar saham berpindah tangan di Wall Street, lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata 13,98 miliar untuk 20 sesi terakhir.