news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Trump Sebut Rusia dan Arab Saudi Sepakat Pangkas Produksi Minyak

3 April 2020 7:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Amerika Serikat Donald Trump.  Foto:  REUTERS / Jonathan Ernst
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Foto: REUTERS / Jonathan Ernst
ADVERTISEMENT
Harga minyak dunia kembali meroket pada Kamis (2/4). Kenaikan itu terjadi setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan Rusia dan Arab Saudi akan bersepakat mengurangi produksi minyak mentah dan mengakhiri perang harga.
ADVERTISEMENT
Dilansir dari CNBC, harga minyak mentah West Texas Intermediate melonjak hingga 20 persen atau USD 4,12, menjadi USD 24,40 per barel. Harga minyak mentah naik menjadi USD 27,39 pada Kamis, sementara minyak mentah Brent melonjak 17 persen atau USD 4,37, diperdagangkan dengan harga USD 29,11 per barel.
Donald Trump mengaku telah membicarakan hal itu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin serta Putra Mahkota Saudi MBS. Ia berharap kedua negara mengumumkan untuk memangkas produksi minyak sebanyak 10 hingga 15 juta barel.
"Saya berharap bahwa mereka akan mengurangi sekitar 10 juta barel, dan mungkin jauh lebih banyak. Jika itu terjadi, akan sangat bagus untuk industri minyak dan gas," kicau Trump dalam akun Twitter pribadinya, Kamis (2/4).
ADVERTISEMENT
Kendati begitu, rincian pemotongan produksi minyak yang melibatkan kedua negara itu masih belum jelas. Trump juga tidak merinci bagaimana skema pemotongan dan pendistribusiannya ke seluruh negara penghasil minyak.
Kepala Pasar Minyak Rystad Energy Bjornar Tonhaugen menilai, meskipun kesepakatan itu sesuai dengan yang diharapkan Trump, persoalan kelebihan pasokan minyak masih belum bisa teratasi.
"Masalahnya adalah besarnya kelebihan pasokan. Arab Saudi dan Rusia tidak akan secara langsung menghapus misalnya 5 juta barel per hari produksi minyak masing-masing. Mereka pasti akan memantau situasi pasar," ujarnya.
Ilustrasi ladang minyak Foto: Pixabay
Sebelumnya, negara-negara OPEC di bawah pimpinan Arab Saudi mengusulkan pengurangan produksi 1,5 juta barel per hari lantaran anjloknya permintaan minyak. Akan tetapi usul tersebut ditolak oleh Rusia dan memicu terjadinya perang harga.
ADVERTISEMENT
Kesepakatan pemangkasan produksi bulan lalu itu telah berakhir, Selasa (31/3). Sehari berselang, Arab Saudi meningkatkan produksi menjadi lebih dari 12 juta barel per hari.