Uji Jalan Rampung Desember, Penerapan B40 Bisa Menghemat Devisa Rp 200 T

21 November 2022 12:13 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pengujian Cold Startability pada Road Test B40 di wilayah Perkebunan Tambi di ketinggian 1400 Mdpl, Rabu (26/10/2022) dini hari. Foto: Ditjen EBKTE Kementerian ESDM
zoom-in-whitePerbesar
Pengujian Cold Startability pada Road Test B40 di wilayah Perkebunan Tambi di ketinggian 1400 Mdpl, Rabu (26/10/2022) dini hari. Foto: Ditjen EBKTE Kementerian ESDM
ADVERTISEMENT
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan uji teknis pencampuran Bahan Bakar Nabati (BBN) ke dalam BBM jenis minyak solar sebesar 40 persen atau B40 selesai di akhir Desember 2022.
ADVERTISEMENT
Direktorat Bioenergi Ditjen EBTKE Kementerian ESDM, Edi Wibowo, mengatakan pencampuran minyak sawit kepada bahan bakar diesel (biodiesel) ini bisa memangkas jumlah impor solar Indonesia, otomatis bisa menghemat devisa negara.
Edi menjelaskan, selama penerapan B30 sejak tahun 2020 yang lalu, kebutuhan impor solar nasional mencapai 37,5 juta kiloliter (KL) di tahun 2023. Namun dengan penerapan B40 diperkirakan bisa mengurangi impor solar sebesar 15,03 juta KL.
"Kemudian dari penghematan devisa, kalau kita tidak mengimpor minyak solar sebesar 15,03 juta KL, harganya itu Rp 13 ribu saja dikalikan 15 (juta KL) yaitu mungkin sekitar Rp 200-an triliun ya kalau kita tidak mengimpor minyak solar," jelasnya saat Rating dan Overhaul Kendaraan Uji Road Test B40, Senin (21/11).
Direktorat Bioenergi Ditjen EBTKE Kementerian ESDM, Edi Wibowo. Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
Sementara itu, dia memaparkan selama penerapan B30 sepanjang tahun 2021 lalu, pemerintah sudah menyalurkan 9,3 juta KL minyak sawit sehingga dapat menghemat devisa negara untuk kebutuhan impor solar sebesar Rp 66 triliun.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, Edi memberi catatan bahwa kondisi harga minyak dunia di tahun 2021 sedang rendah, maka proyeksi penghematan devisa negara karena pemangkasan impor solar di tahun ini bisa lebih besar lagi karena ada lonjakan harga minyak mentah dan penguatan kurs dolar AS.
Adapun mengenai target implementasi B40 di pasaran, Edi belum bisa memberikan kepastian waktunya. Namun, dia berharap uji jalan yang sedang dilakukan Kementerian ESDM ini bisa rampung di Desember 2022.
"Kita harapkan di akhir Desember sudah bisa selesai dan nanti dari situ kan terkait implementasi masih ada dari aspek teknis, tapi nanti ada lagi hitung-hitungannya lagi, kesediaannya bahan bakunya dari BU BBN juga sudah siap," jelasnya.
Menteri ESDM Arifin Tasrif melepas uji jalan B40 di Kantor Kementerian ESDM, Rabu (27/7/2022). Foto: Akbar Maulana/kumparan
"Kemudian kami susun speknya B100 (minyak sawit murni) untuk B40 itu seperti apa, itu yang perlu kita pastikan speknya seperti apa. Kita sudah ada catatannya, usulan dari tim uji ini mengusulkan kami kira-kira parameternya ini 3 kali," tambah Edi.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, kata dia, pihaknya akan mengkomunikasikan mengenai kebutuhan produksi minyak sawit kepada Badan Usaha (BU) BBN untuk keperluan implementasi B40 ini. Baru setelah penyediaan bahan baku sudah pasti, implementasi akan segera dijalankan.