UMKM Bisa Raup Pendapatan hingga 4,6 Kali Lipat, Begini Caranya

8 September 2022 17:39 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi UMKM. Foto: Kemenkop dan UKM
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi UMKM. Foto: Kemenkop dan UKM
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pendapatan para pelaku UMKM masih sangat mungkin untuk terus meningkat bahkan hingga berkali-kali lipat. Managing Director and Partner Head of Jakarta Office Boston Consulting Group Haikal Siregar mengatakan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang bisa melakukan penjualan secara online mampu meraup revenue yang lebih tinggi dibandingkan UMKM yang masih offline.
ADVERTISEMENT
Hal ini terjadi lantaran UMKM online atau digital memiliki kemampuan akses pasar secara luas. Bukan hanya di daerahnya saja, akan tetapi mampu menyentuh tingkat nasional yang mengakibatkan revenuenya menjadi dua kali lipat.
"Kalau dibandingkan, UMKM yang online aksesnya menjadi nasional. Bahkan kemampuan untuk accessing pasar secara nasional bukan hanya di daerah dia, itu dua kali lipat lebih baik oleh UMKM yang melakukan bisnisnya secara online," ujar Haikal dalam acara What Awaits MSMEs in Indonesia's Digital Supremacy, Kamis (8/9).
Sementara itu, lanjut Haikal, UMKM online yang mampu menembus pasar internasional bahkan bisa mendapatkan revenue hingga 4,6 kali lipat. Untuk itu, keberadaan pasar online dalam bisnis UMKM menurutnya sangat membantu para pelaku usaha mengakses pasar yang lebih besar.
ADVERTISEMENT
"Memang jelas adanya online artinya bisnis UMKM sendiri bisa mencapai much bigger market, bukan hanya di sekeliling dia tapi nasional bahkan internasional," kata dia.

Keuntungan UMKM Go Online

Menurut Haikal, keuntungan UMKM online atau masuk ke sistem ekonomi digital tidak hanya berimbas pada UMKM itu saja, namun berdampak juga pada komunitas di sekitarnya. Ia meyakini, UMKM online melibatkan lebih banyak komunitas untuk membantunya, seperti pemasok, tenaga kerja atau cara lain yang melibatkan komunitas.
"Bukan hanya itu 1,3 kali lipat lebih likely untuk mempekerjakan orang lain. Ibaratnya UMKM go online lebih mungkin membuka lapangan pekerjaan bagi orang lain, ketika sudah membuka lapangan pekerjaan, jumlah pegawai rata-rata lebih besar. UMKM go online bukan hanya bagi diri sendiri tapi lingkungan sekitarnya," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Total impact bagi Indonesia, kata Haikal, terbagi menjadi dua, yaitu direct dan indirect. Haikal menjelaskan, direct impact seperti apabila ada UMKM yang berjualan makanan secara online dapat meningkatkan revenue hingga 1,1 kali lipat.
Gerakan dorong UMKM Online. Foto: Bianda Ludwianto/kumparan
"Kan sudah ada peningkatan revenue 1,1 kali lipat itu yang kita bilang direct impact dari going digital," tambah Haikal.
Lalu, indirect impact, ketika suatu bisnis berkembang, maka perlu membeli lebih banyak barang dari pemasok. Bahkan, pemasok itu sendiri juga mendapatkan barang dari orang lain. Apabila total impact ini dikalkulasi, setidaknya ada multiplier sebesar 1,7 kali lipat.
"Ketika ada suatu UMKM yang go online dengan revenue naik 10, sebetulnya impact dari keseluruhan ekonominya menjadi 17, karena ada hal lain yang ikut naik penjualannya," jelas dia.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya non revenue multiplier saja, pertumbuhan UMKM juga membutuhkan tenaga kerja tambahan. Misalnya, untuk membantu membuat roti atau membuka cabang baru tentunya akan membutuhkan orang lain juga.
"Ada additional 1,3 kali non revenue multiplier, total impact UMKM sangat besar," pungkas Haikal.