Master Class 2022

UMKM Tetap Bisa Ekspor di Tengah Gangguan Geopolitik, Kemendag Beri Tipsnya

31 Juli 2022 16:49 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Master yang isi master dalam Master Class 2022. Foto: kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Master yang isi master dalam Master Class 2022. Foto: kumparan
ADVERTISEMENT
Ketidakstabilan ekonomi global berdampak pada ekosistem di bidang ekonomi dan perdagangan. Kondisi ini mengganggu logistik terhadap aktivitas ekspor impor dunia.
ADVERTISEMENT
Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag Didi Sumedi menyampaikan, pertumbuhan ekonomi akan menurun hingga tahun 2023. Ia membeberkan penyebabnya yaitu pandemi COVID-19 yang menyebabkan lockdown seperti di China.
“Hal lain yang cukup berat adalah invasi Rusia dan Ukraina menyebabkan beberapa kendala dalam ekonomi. Ukraina sebagai produsen terbesar gandum terkendala ekspornya sehingga harga gandum naik,” ujar Didi dalam Program kumparanBISNIS Master Class batch 2, Minggu (31/7).
Tak hanya gandum, Rusia selaku produsen gas terbesar juga menyeret harga energi global menjadi mahal. Kenaikan harga energi ini berimbas pada harga energi dalam negeri melonjak tajam, seperti bahan bakar gas dan minyak.
“Kenaikan harga ini menyebabkan biaya produksi meningkat, sehingga berbagai negeri dunia mengalami hal yang sama. Permintaan barang kemudian menurun, sehingga ekspor akan terkendala,” pungkasnya.
ADVERTISEMENT
Bagi pelaku UMKM yang ingin ekspor, Didi menyarankan untuk menguji produk ekspor terlebih dahulu sehingga sisa permintaan produk global bisa direbut oleh pelaku pasar. Ia menyebut proses untuk merebut pangsa pasar global tidak mudah.
Didi mencontohkan, arang kelapa menjadi peluang ekspor yang besar karena warga luar negeri melakukan barbeque. Indonesia bisa bersaing dengan negara lain dari sisi biaya produksi.
“Produk ini tidak membutuhkan teknologi tinggi, jadi akan berbeda biaya logistik. Kita lihat saingan harga arang kelapa di Amerika misalnya, jadi Indonesia bisa menyaingi,” sambungnya.
Menurut Didi, kesempatan ekspor selalu ada seperti shifting penggunaan minyak di Eropa akibat geopolitik Rusia dan Ukraina. Kesempatan tersebut berupa substitusi produk alternatif.
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten