Unilever Harap Kenaikan Penjualan dari THR dan Gaji ke-13 PNS

31 Mei 2018 20:21 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Unilever (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Unilever (Foto: Wikimedia Commons)
ADVERTISEMENT
Produsen berbagai produk kebutuhan rumah tangga, Unilever Indonesia mengaku belum bisa memprediksi kenaikan penjualan pada Lebaran tahun ini. Lebaran menjadi andalan produsen ritel untuk mendongkrak penjualan, namun pada 2017 lalu pertumbuhan penjualan ritel di masa Lebaran, hanya 3,7% dari biasanya 10%-14%.
ADVERTISEMENT
Namun Governance and Corporate Affairs Director Unilever Indonesia, Sancoyo Antarikso mengharapkan, adanya THR dan gaji ke-13 yang lebih besar bagi PNS serta aparatur negara lainnya, bisa mendongkrak penjualan.
“Oh itu agak susah ya karena biasanya jaman normal itu dalam kuartal yang ada itu (Lebaran) bisa naik 5% di atas kuartal yang lain. Tapi ini bukan berarti Lebaran tahun ini turun ya, enggak bisa diqoute begitu,” kata Sancoyo usai berbuka bersama Unilever di Equity Tower, Jakarta, Kamis (31/5).
Tahun lalu, dia mengatakan penjualan Unilever sendiri tidak terlalu bagus. Tapi dia enggan merincinya secara detail. Untuk Lebaran tahun ini, dia optimistis penjualan bisa meningkat. Sebab, tahun ini Pegawai Negeri Sipil mendapatkan durian runtuh lantaran bukan hanya mendapatkan gaji ke-13 tapi juga mendapatkan THR sebelum Lebaran.
Ilustrasi Supermarket (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Supermarket (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
“Yang saya harapkan misalnya rejeki gaji ke-13 dan THR bisa membantu (mendongkrak penjualan). Selain itu, program pemerintah misalnya cash forward dan program harapan pasti bisa membantu juga. Tapi (hasilnya) tunggu habis Lebaran atau kuartal kedualah,” ucapnya.
ADVERTISEMENT
Dia juga mengatakan untuk cooling down usai Lebaran juga masih belum bisa diprediksi, sebab barang yang masuk ke toko, tapi setelah Lebaran tidak banyak penjualan, perusahaan belum bisa mengirim lagi.
“Saya agak susah bilangnya ya. Karena begini, barang masuk ke toko, tapi kalau setelah lebaran enggak ada tarikan, enggak bisa masuk lagi karena masih penuh. Jadi demand itu enggak bisa dilihat sekarang tapi tahun-tahun sebelumnya,” ucapnya.