Unilever Raup Laba Rp 3,6 Triliun di Semester I 2020, Turun 2,16 Persen

31 Juli 2020 17:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
com-Grha Unilever BSD Foto: Dok. Unilever Indonesia
zoom-in-whitePerbesar
com-Grha Unilever BSD Foto: Dok. Unilever Indonesia
ADVERTISEMENT
Sepanjang semester I 2020, PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) meraup laba bersih sebesar Rp 3,62 triliun. Laba perusahaan ini turun 2,16 persen dari periode yang sama tahun lalu yang tercatat sebesar Rp 3,70 triliun.
ADVERTISEMENT
Selain itu, UNVR mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp 21,77 triliun, tumbuh 1,5 persen dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya. Pertumbuhan penjualan ini didorong oleh pertumbuhan penjualan domestik sebesar 1,6 persen.
“Perseroan telah menunjukkan kemampuan untuk terus bertumbuh dalam kondisi yang sangat menantang di tengah pandemi COVID-19 ini dengan tercatatnya peningkatan penjualan domestik retail yang positif (tanpa UFS) pada angka 2,4 persen di paruh pertama 2020,” ungkap Presiden Direktur UNVR Hemant Bakshi dalam keterangan tertulisnya, Jumat (31/7).
Menurut Hemant, pertumbuhan penjualan didorong oleh kategori produk yang sangat dibutuhkan selama pandemi, seperti produk kebersihan kesehatan dan juga produk makanan minuman.
Unilever Foto: Wikimedia Commons
Namun kondisi sebaliknya justru dialami oleh unit Unilever Foods Solution (UFS) dan unit B2B. Sebab konsumen utama dari kedua unit tersebut adalah Hotel, Restoran & Café/Catering (Horeca) yang selama masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) terpaksa harus menutup berbagai kegiatan industri hospitality-nya.
ADVERTISEMENT
Untuk menghadapi tantangan tersebut maka perseroan mengambil langkah-langkah optimalisasi dalam beberapa aspek. Antara lain dengan melihat kebutuhan konsumen, mendorong penjualan serta pengetatan biaya operasional.
Di sisi lain, Hemant mengatakan perseroan juga menghadapi tantangan dengan adanya tambahan berbagai biaya operasional untuk mempertahankan rantai pasokan (ketersediaan material), biaya kesehatan dan keamanan (misalnya suplemen, masker, PCR test) dalam masa pandemi ini.
Biaya tambahan tersebut diperlukan untuk menjaga keselamatan dan kesehatan karyawan serta memastikan keberlangsungan bisnis dan pemenuhan kebutuhan produk bagi konsumen.
“Di tengah situasi yang penuh tantangan seperti saat ini, fokus kami adalah memastikan kesehatan dan keselamatan karyawan, menjawab kebutuhan konsumen dan pelanggan, serta terus mengirimkan dukungan bagi komunitas atau masyarakat Indonesia. Perseroan akan terus menjawab kebutuhan konsumen dengan cara membangun bisnis yang berkesinambungan yang berlandaskan tujuan mulia serta relevan dan mampu bersaing di masa depan,” ujarnya.
ADVERTISEMENT