Upaya Kementan Genjot Produksi Gula: Revitalisasi hingga Investasi Pabrik Baru

29 Juli 2022 17:57 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo tinjau pabrik gula di Cilegon, Rabu (8/4).  Foto: Dok: Kementerian Pertanian
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo tinjau pabrik gula di Cilegon, Rabu (8/4). Foto: Dok: Kementerian Pertanian
ADVERTISEMENT
Kementerian Pertanian (Kementan) sudah menyiapkan strategi untuk menggenjot produksi gula konsumsi nasional. Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengungkapkan Presiden Jokowi sudah menginstruksikan saat rapat terbatas agar kebutuhan gula nasional bisa terpenuhi.
ADVERTISEMENT
"Bapak Presiden men-challange bahwa kita punya lahan masih cukup tersedia. Kita punya kemampuan untuk menghadirkan varietas yang bagus, bahkan beliau sudah mempersiapkan permodalan dalam skema KUR," kata Syahrul melalui keterangan tertulis usai mengunjungi Desa Pasirbungur, Kecamatan Purwadadi, Subang, Jawa Barat untuk melakukan olah tanah, tanam dan panen tebu, Jumat (29/7).
Syahrul mengatakan instruksi yang diberikan Jokowi adalah untuk mewujudkan swasembada gula. Di mana kebutuhan gula nasional mencapai 3,2 juta ton, sementara produksi gula nasional baru mencapai 2,35 juta ton. Sehingga masih dibutuhkan tambahan produksi untuk swasembada sebesar 850 ribu ton Gula Kristal Putih (GKP).
Mentan RI Syahrul Yasin Limpo menghadiri kegiatan pelayanan ternak terpadu pada Program Prioritas Sapi Kerbau Komoditas Andalan Negeri (Sikomandan) di Desa Bontomanai, Kecamatan Rumbia, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan. Foto: Kementan RI
Direktur Jenderal Perkebunan, Andi Nur Alam Syah menjelaskan untuk mengejar kebutuhan gula konsumsi nasional, pihaknya sudah menyiapkan lima strategi, yaitu identifikasi kesesuaian lahan baru untuk tebu, pemanfaatan lahan HGU yang telantar, revitalisasi pabrik gula, investasi pabrik gula baru, dan perbaikan pola kemitraan antara pabrik gula dengan petani tebu.
ADVERTISEMENT
"Ke depan, untuk memenuhi kekurangan 850 ribu ton itu, kami akan melakukan penanaman lahan baru seluas 75 ribu ha dengan pemanfaatan lahan Perhutani ataupun pada lahan HGU yang terbengkalai," terang Andi.
Selain penanaman, Andi juga menambahkan pendekatan intensifikasi dilakukan melalui bongkar ratoon seluas 75 ribu ha dan rawat ratoon seluas 125 ribu ha.
"Dari perluasan, bongkar dan rawat ratoon tersebut diharapkan mampu memberikan tambahan produksi serta menaikkan produktivitas sehingga kekurangan sebesar 850 ribu ton GKP tersebut dapat terpenuhi," tutur Andi.