Upaya Mengembalikan Kejayaan Sarinah, Mal Tertua Indonesia

8 Desember 2019 18:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gedung dan logo Sarinah. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Gedung dan logo Sarinah. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Sarinah, pusat perbelanjaan modern pertama Indonesia yang dibuka sejak 1966, diwacanakan bakal menjadi pusat belanja yang fokus memasarkan produk Unit Mikro Kecil Menengah (UMKM). Khususnya, batik, tenun, handycraft, hingga aneka goodies (industri makanan khas Indonesia yang dikemas menarik).
ADVERTISEMENT
Mengusung tagline 'Sarinah The Window of Indonesia', pemerintah ingin mendorong Sarinah menjadi salah satu destinasi wisatawan domestik hingga mancanegara di Jakarta.
Bagaimana strategi yang disiapkan oleh PT Sarinah (Persero) untuk mengembalikan kejayaan mal yang diresmikan langsung oleh Soekarno ini?
Situasi di Pusat Belanja Sarinah Thamrin, Minggu (8/12). Foto: Nurul Nur Azizah/kumparan
Presiden Direktur Sarinah, Gusti Ngurah Putu Sugiarta Yasa mengungkap keinginan pemerintah menjadikan Sarinah sebagai pusat UMKM sejalan dengan visi misi yang diusung Sarinah.
"Kami di Sarinah tentu sangat termotivasi dengan kebijakan Bapak Presiden, Bapak Menteri Koperasi dan UKM, dan Bapak Menteri BUMN untuk menjadikan Sarinah sebagai Mall UMKM," ujar Gusti kepada kumparan, Minggu (8/12).
Gusti lantas membeberkan, pihaknya saat ini sedang berfokus untuk memperkuat manajemen ritel Sarinah. Di sisi offline misalnya, pihaknya mengaku sedang me-relayout toko Sarinah supaya pengunjung semakin nyaman dan mendapatkan pengalaman berbelanja yang menyenangkan.
ADVERTISEMENT
"Customer juga bisa belajar tentang keunikan setiap produk, ada story telling. Juga kami menambahkan tenant, cafe makanan atau minuman khas Indonesia di kawasan Sarinah, dimana juga ada ruang untuk kongkow, ngopi, diskusi ataupun meeting di Sarinah," terang dia.
Logo Sarinah. Foto: Shutter Stock
Di samping itu, ia pun sedang menggencarkan promosi utamanya terkait ke pendekatan berbasis online. "Era sekarang tidak hanya offline store. Online store. Kita sekarang proses pembenahan, seperti kurasi berbagai produk UKM yang ditampilkan Sarinah, memperkuat digitalisasi layanan Sarinah hingga optimasi Sarinah menjadi ritel omni channel," ujar dia.
Model bisnis omnichannel ini nantinya memungkinkan pelanggan untuk bisa menggunakan lebih dari satu channel penjualan seperti toko offline hingga e-commerce.
Untuk bisa memperluas penetrasi pasar, Sarinah pun saat ini juga berkolaborasi dengan berbagai ekosistem digital. Mulai dari marketplace hingga perusahaan penyedia layanan voucher.
ADVERTISEMENT
"Kita kolaborasi juga dengan marketplace, seperti Shopee, JD.id, Bukalapak, Tokopedia. Ada pula MAP (voucher)," kata Gusti.
Dengan langkah-langkah ini, Gusti mengklaim ada peningkatan walau belum signifikan terhadap gairah bisnis Sarinah. "Kalau nilainya (penjualan melalui online) masih kecil ya. Belum juga nyampai 10 persen dari offline. Namun, akan terus kita upayakan," ujarnya.