Upaya Telkom Atasi Perubahan Iklim Lewat Digitalisasi di Bidang Lingkungan

26 April 2022 19:57 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Telkom menginisiasi digitalisasi di bidang lingkungan melalui program reboisasi dankonservasi hutan binaan berbasis digital dengan penggunaan Geographic Information System(GIS) sebagai sistem monitoring tumbuh kembang pohon. Inisiatif restorasi dan konservasiberbasis digital ini diawali di dua titik lokasi yaitu Taman Buru Masigit Kareumbi danKarangtengah di Kabupaten Garut. Dok. Telkom
zoom-in-whitePerbesar
Telkom menginisiasi digitalisasi di bidang lingkungan melalui program reboisasi dankonservasi hutan binaan berbasis digital dengan penggunaan Geographic Information System(GIS) sebagai sistem monitoring tumbuh kembang pohon. Inisiatif restorasi dan konservasiberbasis digital ini diawali di dua titik lokasi yaitu Taman Buru Masigit Kareumbi danKarangtengah di Kabupaten Garut. Dok. Telkom
Salah satu penyebab perubahan iklim adalah peningkatan konsentrasi gas karbon dioksida. Peningkatan ini menyebabkan efek gas rumah kaca dan berakibat pada perubahan lingkungan yang terus terjadi di dunia, termasuk Indonesia.
Melihat kondisi perubahan iklim yang memprihatinkan, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) turut serta berupaya memberikan kontribusi terbaik dalam penanggulangan kondisi tersebut melalui berbagai program pelestarian lingkungan guna membangun kembali ekosistem yang seimbang dan mengurangi dampak perubahan iklim.
Sebagai motor penggerak percepatan digitalisasi di Tanah Air, Telkom menginisiasi digitalisasi di bidang lingkungan melalui program reboisasi dan konservasi hutan binaan berbasis digital dengan penggunaan Geographic Information System (GIS) sebagai sistem monitoring tumbuh kembang pohon.
Inisiatif restorasi dan konservasi berbasis digital ini diawali di dua titik lokasi, yaitu Taman Buru Masigit Kareumbi dan Karangtengah di Kabupaten Garut. GIS mampu meningkatkan data inventarisasi hutan, memudahkan proses perbaikan kondisi hutan, merencanakan perbaikan dalam jangka pendek secara memadai, memperbaiki pertumbuhan hutan, pendataan jumlah dan jenis pohon serta pelaporan tumbuh kembang hasil reboisasi secara berkala.
Selain itu, Telkom juga menyelenggarakan program konservasi terumbu karang di kawasan Pulau Badul, Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang dengan melibatkan nelayan serta komunitas alam setempat. Program ini merupakan penyelenggaraan yang kedua kalinya, di mana Telkom mendukung perluasan wilayah konservasi terumbu karang dengan menyediakan sekitar 500 rak laba-laba sebagai media tanam.
Program ini diharapkan dapat berkontribusi dalam melindungi ekosistem terumbu karang yang merupakan komponen penting dalam pelestarian ekosistem laut, serta bagi kelangsungan dan pertumbuhan ekosistem pesisir. Pada bulan Maret lalu, Telkom juga menggelar aksi penanaman 20.000 bibit mangrove di Semarang Mangrove Center (SMC) Mangunharjo, Semarang, beberapa waktu lalu.
Acara yang mengusung tagline “Cegah Abrasi Selamatkan Generasi” dilaksanakan dalam rangka membangun perisai di daerah pesisir dari ancaman abrasi sekaligus sebagai bagian dari program Sustainable Development Goals (SDGs) dari Telkom bagi masyarakat sekitar.
Manager Community Development Center (CDC) Divisi Telkom Regional IV Jateng-DIY, Siwi Widiarto, mengatakan, kegiatan penghijauan di pesisir ini selaras dengan program unggulan Telkom.
Telkom menyelenggarakan program konservasi terumbu karang di kawasan PulauBadul, Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang dengan melibatkan nelayan serta komunitasalam setempat. Telkom mendukung perluasan wilayah konservasi terumbu karang denganmenyediakan sekitar 500 rak laba-laba sebagai media tanam. Dok. Telkom
”Telkom selalu berupaya untuk hadir secara langsung di tengah masyarakat, salah satunya melalui program pencegahan abrasi ini, yang diharapkan dapat berkontribusi dalam mengurangi efek rumah kaca guna mendukung penanggulangan perubahan iklim yang efektif,” ujar Siwi.
Sementara itu, Senior General Manager Community Development Center (SGM-CDC), Hery Susanto menyampaikan, gerakan tersebut merupakan respon simultan Telkom terhadap dampak perubahan iklim yang berakibat pada ekosistem pesisir dan laut, termasuk di dalamnya adalah mangrove dan terumbu karang.
“Diharapkan melalui program ini, Telkom dapat berkontribusi secara aktif dalam mendukung penanggulangan perubahan iklim,” kata Hery.
Lebih lanjut Hery menyampaikan, terumbu karang memiliki fungsi penting sebagai sumber pangan, tempat pemijahan, pengasuhan, dan tempat pencarian makan bagi biota laut. Terumbu karang juga dapat menjadi sumber plasma nutfah serta tempat rekreasi dan pelindung pantai.
Sedangkan hutan mangrove memiliki fungsi yang sangat besar bagi lingkungan hidup yaitu sebagai tumbuhan yang mampu menahan arus air laut yang mengikis daratan pantai, dengan kata lain tumbuhan mangrove mampu untuk menahan air laut agar tidak mengikis tanah di garis pantai dan mengenai reboisasi.
"Sehingga reboisasi menjadi langkah yang dapat dilakukan untuk mendapatkan area hijau kembali. Reboisasi juga bukan sekadar solusi untuk memperbaiki keadaan hutan, tapi juga menjadi solusi untuk mengatasi perubahan iklim di dunia," pungkas Hery.