Update Bitcoin: Dilarang China & Disebut Bukan Mata Uang oleh Bank Sentral Eropa

27 September 2021 8:42 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Bitcoin dan Tether. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Bitcoin dan Tether. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Cryptocurrency atau uang kripto seperti Bitcoin masih menjadi perdebatan di dunia. Di tengah harganya yang terus melambung naik, justru berbagai negara tak memberi keleluasaan pada aktivitasnya.
ADVERTISEMENT
Bahkan China baru menegaskan larangan aktivitas transaksi uang kripto, termasuk pada layanan milik asing. Sementara Bank Sentral Eropa (ECB) dengan tegas menyebut kripto bukan mata uang.

China Larang Transaksi Uang Kripto

Bank sentral China dengan tegas melarang aktivitas transaksi cryptocurrency. Larangan ini juga berlaku bagi layanan yang disediakan oleh bursa asing.
Bahkan People's Bank of China akan menghentikan kripto ilegal. Melalui website resminya, juga disebutkan secara spesifik cryptocurrency seperti Bitcoin hingga Ethereum tidak dapat diedarkan dan ditransaksikan.
Usai pernyataan resmi China, harga berbagai cryptocurrency mulai berjatuhan. Berdasarkan pantauan di coindesk per 24 September pukul 20.00 WIB, harga Bitcoin anjlok 5,87 persen. Uang kripto paling populer itu harganya USD 41.120 atau sekitar Rp 586 juta.
ADVERTISEMENT
Ethereum bahkan turun 9,35 persen. Demikian juga dengan XRP dan Cardano yang juga turun. Masing-masing minus 7,92 persen dan minus 2,85 persen.
Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional, Christine Lagarde di Forum Wanita Amerika. Foto: REUTERS/Henry Romero

Bank Sentral Uni Eropa

Presiden European Central Bank (ECB) Christine Lagarde menegaskan cryptocurrency bukan mata uang. Dia juga minta agar kripto harus dilihat sebagai hal yang sangat spekulatif dan mencurigakan.
"Kripto bukanlah mata uang, titik. Kripto adalah aset yang sangat spekulatif yang mengklaim ketenaran mereka sebagai mata uang, mungkin, tetapi sebenarnya tidak. Mereka tidak," kata Lagarde dikutip dari Forbes, Senin (27/9).
Sementara Lagarde terus memuji stablecoin atau mata uang kripto seperti Tether yang terkait dengan mata uang tradisional atau aset dunia nyata dan mata uang digital bank sentral (CBDC).
ADVERTISEMENT
"Anda memiliki stablecoin yang mulai berkembang biak, yang coba dipromosikan dan didorong oleh beberapa teknologi besar, yang merupakan hewan yang berbeda dan perlu diatur, di mana harus ada pengawasan yang sesuai dengan bisnis yang mereka benar-benar melakukan, terlepas dari bagaimana mereka menyebut diri mereka sendiri," tutur Lagarde.
Pemerintah dan bank sentral di seluruh dunia, terutama di AS dan China, mulai bereksperimen dengan Central Bank Digital Currency (CBDC). Di bawah Lagarde, Bank Sentra Eropa tahun ini meluncurkan euro digital, yang dirancang sebagai respons terhadap mata uang digital sektor swasta seperti Bitcoin dan Diem stablecoin yang diusulkan Facebook.
Bersamaan dengan reli besar Bitcoin, Ethereum, Cardano, BNB Binance, XRP Ripple, Solana, dan Dogecoin, semuanya naik tiga digit tahun lalu. Bitcoin yang memiliki harga paling tinggi dengan margin yang cukup besar, sekarang digunakan sebagai mata uang dan penyimpan nilai di El Salvador baru-baru ini. El Salvador menjadikan Bitcoin sebagai mata uang resminya bersama dolar AS.
ADVERTISEMENT