Usaha Seret Akibat Corona, Pengusaha Muda Minta Kelonggaran Cicilan ke Bank
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Sekjen BPP HIPMI Bagas Adhadirgha mengatakan, hal tersebut terjadi di hampir semua sektor usaha mulai ritel, pariwisata, manufaktur, jasa, infrastruktur, pertambangan dan lain sebagainya.
“Penurunan ekonomi ini mulai dirasakan oleh para pengusaha, khususnya anggota HIPMI yang mayoritas masih berskala menengah,” kata Bagas berdasarkan keterangan tertulisnya, Rabu (17/3).
Untuk itu, Bagas berharap, pemerintah memberikan imbauan kepada perbankan supaya mempertimbangkan kondisi ini. Ia meminta perbankan bisa membuat kebijakan kelonggaran pembayaran pinjaman kredit dan juga terutama terhadap sejumlah kewajiban keuangan pengusaha baik itu di perbankan maupun pajak.
“Kami mendorong agar perbankan memberi kelonggaran terkait kewajiban bulanan para pengusaha terkait imbas Covid-19,” ujar Bagas.
Menurutnya, sebagian besar pengusaha muda ini memiliki tanggungan cicilan terhadap perbankan. Kredit tersebut merupakan kewajiban yang selama ini dipenuhi.
ADVERTISEMENT
“Namun karena ada kondisi seperti ini, dimana aktivitas masyarakat keluar rumah dibatasi dalam jangka waktu lama, maka otomatis berdampak di dunia usaha,” terang Bagas.
Senada dengan Bagas, Ketua Bidang Ekonomi, Pajak dan Perbankan BPP HIPMI Ajib Hamdani mengaku sudah menjajaki komunikasi dengan pihak perbankan. Menurutnya sudah ada Bank yang bakal memenuhi keinginan tersebut.
“BNI akan memberikan relaksasi kebijakan sehingga bisa menstimulus perekonomian di masa yang kurang positif ini,” ungkap Ajib.
Ajib berharap, langkah BNI diikuti oleh seluruh bank-bank di Indonesia baik di pusat maupun daerah. Ia memastikan HIPMI siap untuk membantu perumusan dan skema yang terbaik agar perekonomian Indonesia tetap berjalan.
“Kami akan minta Perbankan bisa lebih support dunia usaha sehingga perekonomian tetap bisa berjalan dengan bagus. Kemudahan-kemudahan kredit perlu menjadi perhatian pemerintah dan Perbankan,” tutur Ajib.
ADVERTISEMENT