Usai Anjlok Pekan Lalu, Harga CPO Dunia Hari Ini Merangkak Naik

27 Juni 2022 14:34 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah truk pengangkut Tanda Buah Segar (TBS) kelapa sawit mengantre untuk pembongkaran di salah satu pabrik minyak kelapa sawit milik PT.Karya Tanah Subur (KTS) Desa Padang Sikabu, Kaway XVI, Aceh Barat, Aceh, Selasa (17/5/2022). Foto: Syifa Yulinnas/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah truk pengangkut Tanda Buah Segar (TBS) kelapa sawit mengantre untuk pembongkaran di salah satu pabrik minyak kelapa sawit milik PT.Karya Tanah Subur (KTS) Desa Padang Sikabu, Kaway XVI, Aceh Barat, Aceh, Selasa (17/5/2022). Foto: Syifa Yulinnas/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) mulai merangkak naik di awal pekan ini. Pekan lalu, harga CPO dunia anjlok kurang lebih 5 persen.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari situs tradingeconomics.com, Senin (27/6) pukul 14.24 WIB, harga CPO untuk kontrak pengiriman September 2022 menetap di harga MYR 4.741 per ton, meningkat 1.63 persen dari harga pembukaan perdagangan hari ini sebesar MYR 4,689 per ton.
Walaupun menguat, terpantau di situs tersebut harga CPO dunia dalam sepekan turun sebesar 4.62 persen. Sementara dalam sebulan, harga CPO anjlok cukup dalam sebesar 23.76 persen.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal GAPKI Eddy Martono membenarkan bahwa pengusaha sawit di Indonesia sedang merasakan turunnya harga CPO, akibat terjadi pelemahan permintaan CPO dunia. Selain itu, dia juga menyebutkan faktor lain adalah karena panen kedelai di Brasil yang cukup bagus.
"Kedelai atau soybean kan jadi minyak nabati juga (soybean oil), negara importir CPO juga importir kedelai atau minyak kedelai," jelasnya kepada kumparan, Jumat (24/6).
Sejumlah truk pengangkut Tanda Buah Segar (TBS) kelapa sawit mengantre untuk pembongkaran di salah satu pabrik minyak kelapa sawit milik PT.Karya Tanah Subur (KTS) Desa Padang Sikabu, Kaway XVI, Aceh Barat, Aceh, Selasa (17/5/2022). Foto: Syifa Yulinnas/ANTARA FOTO
Lanjut Eddy, pihaknya pun hanya bisa mengantisipasi dan memantau pergerakan harga lantaran Indonesia tidak berdaya untuk memengaruhi harga CPO dunia. Dia menilai, komoditas ini sudah wajar mengalami fluktuasi di tengah pelemahan ekonomi global.
ADVERTISEMENT
"Kalau sudah seperti ini harus mulai mengencangkan ikat pinggang, kita pelaku usaha tidak bisa menentukan harga. Harga CPO juga dipengaruhi harga minyak nabati lain. Sekali ke depan tergantung supply dan demand, kalau ekonomi global melemah permintaan juga akan melemah," tutur dia.
Direktur Center of Law and Economic Studies (CELIOS), Bhima Yudhistira, berkata pasokan CPO dunia semakin berlimpah usai Indonesia mencabut larangan ekspor. Dia pun memperkirakan penurunan harga CPO akan terus berlanjut hingga menyentuh MYR 3.000 per ton.
"Akibatnya antara penawaran dan permintaan secara internasional tidak imbang, harga CPO bisa terkoreksi lebih dalam di bawah MYR 3.000 per ton," tandasnya.