news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Utang Luar Negeri RI Capai Rp 5.923 T di Kuartal III 2020, Naik 3,8 Persen

16 November 2020 10:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas melayani penukaran uang dolar Amerika di salah satu gerai penukaran valuta asing, Jakarta. Foto: Antara/Puspa Perwitasari
zoom-in-whitePerbesar
Petugas melayani penukaran uang dolar Amerika di salah satu gerai penukaran valuta asing, Jakarta. Foto: Antara/Puspa Perwitasari
ADVERTISEMENT
Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia tumbuh melambat. Posisi ULN Indonesia pada akhir triwulan III 2020 tercatat sebesar USD 408,5 miliar atau setara dengan Rp 5.923,25 triliun (kurs dolar Rp 14.500), terdiri dari ULN sektor publik (Pemerintah dan Bank Sentral) sebesar USD 200,2 miliar dan ULN sektor swasta (termasuk BUMN) sebesar USD 208,4 miliar. Dengan perkembangan tersebut, ULN Indonesia pada akhir naik 3,8 persen dibanding periode yang sama tahun lalu (year on year/yoy). Tapi pertumbuhannya menurun dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang naik 5,1 persen (yoy), terutama dipengaruhi oleh transaksi pembayaran ULN swasta.
ADVERTISEMENT
ULN Pemerintah tumbuh melambat dibandingkan triwulan sebelumnya. Pada akhir triwulan III 2020, ULN Pemerintah tercatat sebesar 197,4 miliar dolar AS atau tumbuh 1,6 persen (yoy), menurun dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya sebesar 2,1 persen (yoy). Perlambatan pertumbuhan ini sejalan dengan penyesuaian portofolio di pasar SBN Indonesia oleh investor asing akibat masih tingginya ketidakpastian pasar keuangan global.
Namun demikian, perlambatan ULN tersebut tertahan oleh penerbitan Samurai Bond di pasar keuangan Jepang dan penarikan sebagian komitmen pinjaman dari lembaga multilateral pada triwulan III 2020 yang merupakan bagian dari strategi Pemerintah dalam menjaga portofolio pembiayaan untuk menangani pandemi COVID-19 dan pelaksanaan Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
"ULN Pemerintah tetap dikelola secara hati-hati, kredibel, dan akuntabel untuk mendukung belanja prioritas yang di antaranya mencakup sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial (23,7 persen dari total ULN Pemerintah), sektor konstruksi (16,6 persen), sektor jasa pendidikan (16,5 persen), sektor administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib (11,8 persen), serta sektor jasa keuangan dan asuransi (11,5 persen)," kata Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Onny Widjanarko, dalam keterangan resmi, Senin (16/11).
Onny Widjanarko. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ULN swasta juga tumbuh lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya. Pertumbuhan ULN swasta pada akhir triwulan III 2020 tercatat 6,0 persen (yoy), menurun dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya sebesar 8,4 persen(yoy). Perkembangan ini didorong oleh melambatnya pertumbuhan ULN perusahaan bukan lembaga keuangan (PBLK) serta berlanjutnya kontraksi ULN lembaga keuangan (LK). Pada akhir triwulan III 2020, pertumbuhan ULN PBLK tercatat 8,1 persen (yoy), melambat dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 11,6 persen (yoy).
ADVERTISEMENT
Sementara itu, ULN LK mencatat kontraksi yang berkurang menjadi sebesar 1,0 persen (yoy) dari kontraksi pada triwulan sebelumnya yang tercatat 1,8 persen (yoy). Berdasarkan sektornya, ULN terbesar dengan pangsa mencapai 77,4 persen dari total ULN swasta bersumber dari sektor jasa keuangan dan asuransi, sektor pengadaan listrik, gas, uap/air panas dan udara dingin (LGA), sektor pertambangan dan penggalian, serta sektor industri pengolahan.
Struktur ULN Indonesia menurut BI tetap sehat, didukung penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya. Rasio utang luar negeri Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada akhir triwulan III 2020 sebesar 38,1 persen, sedikit meningkat dibandingkan dengan rasio pada bulan sebelumnya sebesar 37,4 persen.
"Sementara itu, struktur ULN Indonesia yang tetap sehat tercermin dari besarnya pangsa ULN berjangka panjang yang mencapai 89,1 persen dari total ULN. Dalam rangka menjaga agar struktur ULN tetap sehat, Bank Indonesia dan Pemerintah terus memperkuat koordinasi dalam memantau perkembangan ULN, didukung dengan penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya. Peran ULN juga akan terus dioptimalkan dalam menopang pembiayaan pembangunan dan mendorong pemulihan ekonomi nasional, dengan meminimalisasi risiko yang dapat memengaruhi stabilitas perekonomian," tutup Onny.
ADVERTISEMENT
***
Saksikan video menarik di bawah ini.