Utang Luar Negeri RI Naik Lagi, Tembus Rp 6.127 T di Februari 2021

16 April 2021 12:52 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rupiah melemah terhadap dolar. Foto: Antara/Hafiz Mubarak
zoom-in-whitePerbesar
Rupiah melemah terhadap dolar. Foto: Antara/Hafiz Mubarak
ADVERTISEMENT
Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada Februari 2021 mencapai USD 422,6 miliar atau Rp 6.127,7 triliun (kurs Rp 14.500 per dolar AS). Realisasi tersebut tumbuh 4 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year on year/yoy) yang hanya USD 406,4 miliar.
ADVERTISEMENT
Bahkan pertumbuhannya juga lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang tumbuh 2,7 persen (yoy) atau USD 421,2 miliar.
Peningkatan pertumbuhan ULN tersebut didorong oleh ULN pemerintah dan ULN swasta. Secara rinci, ULN pemerintah sebesar USD 209,2 miliar atau tumbuh 4,6 persen (yoy). Namun, posisi ULN pemerintah tersebut lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya atau Januari 2021 yang sebesar USD 210,8 miliar.
Kenaikan ULN pemerintah secara tahunan itu, seiring dengan upaya penanganan dampak pandemi COVID-19 sejak tahun lalu dan akselerasi program vaksinasi serta perlindungan sosial pada kuartal I 2021.
Dalam memenuhi target pembiayaan APBN tahun 2021, pemerintah memiliki strategi, salah satunya memprioritaskan dan mengoptimalkan sumber pembiayaan dari dalam negeri, sedangkan sumber dari luar negeri sebagai pelengkap.
ADVERTISEMENT
Di samping itu, pemerintah juga lebih mengutamakan pengadaan utang dengan tenor menengah-panjang, serta melakukan pengelolaan portofolio utang secara aktif untuk mengendalikan biaya dan risiko utang.
Karyawan menghitung uang dolar Amerika Serikat (AS) di tempat penukaran valuta asing, Jakarta, Rabu (6/1). Foto: Fakhri Hermansyah/ANTARA FOTO
Sementara itu ULN swasta mencapai USD 210,5 miliar, tumbuh 3,4 persen (yoy). ULN swasta masih didominasi oleh ULN jangka panjang dengan pangsa mencapai 78,0 persen terhadap total ULN swasta.
Perkembangan ini didorong oleh pertumbuhan ULN perusahaan bukan lembaga keuangan (PBLK) sebesar 5,9 persen (yoy), lebih tinggi dari pertumbuhan pada bulan sebelumnya sebesar 5,1 persen (yoy), antara lain didorong oleh penerbitan global bond korporasi di sektor pertambangan.
Sementara itu, ULN lembaga keuangan terkontraksi 4,9 persen (yoy), lebih rendah dari kontraksi pada bulan sebelumnya sebesar 6,1 persen (yoy).
ADVERTISEMENT
Berdasarkan sektornya, ULN swasta terbesar dengan pangsa mencapai 77,3 persen dari total ULN swasta bersumber dari sektor jasa keuangan dan asuransi, sektor pengadaan listrik, gas, uap/air panas dan udara dingin, sektor pertambangan dan penggalian, serta sektor industri pengolahan.
Struktur ULN Indonesia dinilai tetap sehat, didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya. ULN Indonesia pada Februari 2021 tetap terkendali. Hal ini tercermin dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang tetap terjaga di kisaran 39,7 persen, sedikit meningkat dibandingkan dengan rasio pada bulan sebelumnya sebesar 39,6 persen.
Selain itu, struktur ULN Indonesia yang tetap sehat juga ditunjukkan oleh ULN Indonesia yang tetap didominasi oleh ULN berjangka panjang, dengan pangsa mencapai 89,0 persen dari total ULN.
ADVERTISEMENT
“Dalam rangka menjaga agar struktur ULN tetap sehat, Bank Indonesia dan Pemerintah terus memperkuat koordinasi dalam pemantauan perkembangan ULN, didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya,” ujar Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Erwin Haryono dalam keterangannya, Jumat (16/4).
“Peran ULN juga akan terus dioptimalkan dalam menopang pembiayaan pembangunan dan mendorong pemulihan ekonomi nasional, dengan meminimalisasi risiko yang dapat memengaruhi stabilitas perekonomian,” jelasnya.