Utang Selalu Disorot, Sri Mulyani Minta Menag Bantu Jelaskan Manfaat Hibah SBSN

20 Januari 2021 13:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan paparan saat konferensi pers terkait dampak virus corona di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat (13/3). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan paparan saat konferensi pers terkait dampak virus corona di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat (13/3). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan selama ini Indonesia banyak mengeluarkan surat utang, tapi aset tersebut tak tercatat dalam neraca keuangan negara. Salah satu bentuknya adalah proyek hibah yang pembiayaannya berasal dari Surat Berharga Syariah Negara (SBSN).
ADVERTISEMENT
Dia mencontohkan, Kementerian Agama mendapatkan pembiayaan proyek infrastruktur dari SBSN. Selanjutnya proyek tersebut dihibahkan ke madrasah atau pesantren yang bukan milik negara.
Menurut Sri Mulyani, hal itu diperbolehkan. Nantinya, Kementerian Agama bisa melakukan pencatatan tersebut di pembukuannya.
"Jadi Pak Menteri Agama, nanti di neraca kita, kita banyak mengeluarkan surat utang, tapi asetnya enggak masuk ke neraca," ujar Sri Mulyani dalam webinar Pembiayaan Proyek SBSN 2021, Rabu (20/1).
Sri Mulyani menuturkan, hal itu terus menjadi sorotan sejumlah pihak. Padahal, instrumen utang itu menurutnya tak bisa seluruhnya masuk ke neraca keuangan. Dia pun meminta Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas ikut menjelaskan soal manfaat instrumen utang.
"Ini saya sering disorot masalah instrumen utang nih, Pak Menteri Agama. Barangkali bagus ikut menjelaskan pada konstituen bahwa instrumen ini ada gunanya, tidak selalu juga tercatat hasilnya di dalam neraca kita," jelasnya.
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas meninjau pelaksanaan ibadah Misa Natal di Gereja GPIB Imanuel (Gereja Blenduk) Semarang, Jawa Tengah, Kamis (24/12). Foto: Aji Styawan/ANTARA FOTO
"Karena kalau umpamanya kita berikan bantuan pendidikan, bantuan kesehatan, orangnya jadi sehat, tapi tidak muncul angkanya di dalam neraca, tapi utangnya muncul, Pak," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Pemerintah menargetkan proyek infrastruktur bisa dibiayai melalui SBSN sebesar Rp 27,58 triliun di tahun ini. Angka ini meningkat 18,36 persen dari realisasi penerbitan Sukuk Negera untuk proyek infrastruktur di tahun lalu Rp 23,33 triliun.
Target pembiayaan infrastruktur melalui SBSN di tahun ini akan mencakup 847 proyek. Ini tersebar di sebelas kementerian dan lembaga, serta berada di 34 provinsi.
Adapun total pembiayaan proyek infrastruktur melalui SBSN mencapai Rp 145,84 triliun. Akumulasi pembiayaan tersebut dilakukan sejak 2013 hingga akhir tahun lalu.
***
Saksikan video menarik di bawah ini.