Menteri BUMN Erick Thohir berkunjung ke Lab Bio Farma

Vaksin Corona Hanya Gratis untuk 93 Juta Warga Miskin, Orang Kaya Bayar Sendiri

3 September 2020 14:32 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri BUMN Erick Thohir berkunjung ke Laboratorium Bio Farma di Bandung, Jawa Barat, Selasa (3/8/2020). Foto:  Dok. Kementerian BUMN
zoom-in-whitePerbesar
Menteri BUMN Erick Thohir berkunjung ke Laboratorium Bio Farma di Bandung, Jawa Barat, Selasa (3/8/2020). Foto: Dok. Kementerian BUMN
ADVERTISEMENT
Pemerintah memastikan masyarakat tidak mampu yang diprioritaskan untuk mendapat vaksin corona tidak perlu membayar alias gratis. Sementara orang kaya diminta melakukan imunisasi mandiri yang biayanya ditanggung sendiri.
ADVERTISEMENT
Ketua Pelaksana Harian Komite Penanganan Virus Corona dan Pemulihan Ekonomi Nasional, Erick Thohir, mengatakan bahwa vaksin gratis diberikan untuk warga tidak mampu berdasarkan data peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) BPJS Kesehatan. Jumlahnya mencapai 93 juta orang.
"Dari BPJS Kesehatan yang peserta PBI jumlahnya 93 juta. Datanya benar enggak? Kita verifikasi lagi seperti kita verifikasi penerima subsidi gaji 15,7 juta pakai data BPJS Ketenagakerjaan, jadi bukan orang kaya," kata Erick dalam konferensi pers virtual dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Kamis (3/9).
Menteri BUMN Erick Thohir. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Peserta PBI yang mendapatkan vaksin gratis ini juga dipilih lagi berdasarkan daya tahan tubuhnya. Artinya, orang yang rentan akan lebih didahulukan. Tapi, Erick menegaskan bukan berarti mengabaikan orang-orang muda untuk divaksin belakangan.
ADVERTISEMENT
Di luar dari masyarakat tidak mampu itu, Erick mengatakan dokter dan tenaga kesehatan di lapangan yang mengurusi vaksin ini yang akan diimunisasi lebih dulu. Sebab mereka garda terdepan. Jumlahnya mencapai 1,5 juta tenaga kesehatan termasuk dokter dan TNI dan Polri.
Sedangkan orang kaya atau yang mampu secara finansial, kata Erick, agar melakukan imunisasi sendiri agar tidak membebani pemerintah. Itu artinya, ongkos vaksin ditanggung masing-masing peserta. Erick juga meminta para pengusaha agar menanggung biaya vaksin bagi para karyawan atau pegawainya.
"Kalau peserta yang mandiri bayar, jangan bebankan ke pemerintah. Ya silakan, tapi bukan berarti yang bayar, vaksinnya didahulukan. Jadi nanti ada jadwal, data, jadi bukan pemerintah cari uang. Pemerintah punya layanan gratis, tapi yang mandiri ya bisa pengusaha (lakukan) toh mereka dapat uang dari Indonesia," ujar Erick.
ADVERTISEMENT
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten