Vaksin Corona Tiba, BI Semakin Optimistis Pertumbuhan Ekonomi 5,8 Persen di 2021

7 Desember 2020 16:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas menurunkan kontainer berisi vaksin COVID-19 saat tiba di Bandara Soekarno-Hatta, tangerang, Banten, Minggu (6/12). Foto: Dhemas Reviyanto/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Petugas menurunkan kontainer berisi vaksin COVID-19 saat tiba di Bandara Soekarno-Hatta, tangerang, Banten, Minggu (6/12). Foto: Dhemas Reviyanto/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, menyambut baik datangnya vaksin corona Sinovac Ltd, asal China. Menurut dia, sebagian pendanaan pengadaan vaksin COVID-19 oleh pemerintah merupakan hasil skema berbagi beban (burden sharing) dengan bank sentral.
ADVERTISEMENT
"Bank Indonesia ikut mendanai vaksin ini dari sebagian dana burden sharing APBN 2020," ujar Perry Warjiyo dalam webinar Bank Indonesia Bersama Masyarakat, Senin (7/12).
Perry menuturkan, vaksinasi menjadi salah satu prasyarat untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional. Selain itu, penerapan protokol kesehatan juga menjadi penting sebagai prasyarat lainnya untuk memulihkan perekonomian.
Menurut Perry, bank sentral terus mendorong proses pemulihan ekonomi yang saat ini tengah berlangsung. Namun, hal ini membutuhkan kerja sama berbagai pihak, termasuk pemerintah dan BI untuk menjaga optimisme tersebut.
"Sehingga kondisi prasyarat itu dengan vaksinasi dan protokol COVID-19, aktivitas kita dalam sehari-hari itu berangsur semakin baik dan memperbaiki ekonomi kita," jelasnya.
Dengan datangnya vaksin corona tersebut, BI optimistis pertumbuhan ekonomi nasional akan mencapai kisaran 4,8 persen hingga 5,8 persen pada 2021. Proyeksi ini lebih tinggi dari perkiraan pemerintah yang tumbuh hingga 5 persen.
ADVERTISEMENT
Perbaikan ekonomi tersebut didukung kenaikan ekspor, stimulus belanja pemerintah, investasi, serta meningkatnya mobilitas masyarakat karena adanya vaksinasi. Pemulihan ekonomi nasional di 2021 tersebut dapat terwujud dengan penguatan sinergi.
Hingga 3 November 2020, BI telah membeli Surat Berharga Negara (SBN) berdasarkan skema burden sharing sebesar Rp 322,35 triliun.
Secara rinci, realisasi pembelian SBN di pasar perdana berdasarkan skema burden sharing I tercatat sebesar Rp 69,8 triliun dalam 29 kali lelang yang dilakukan pemerintah sepanjang 2020.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo. Foto: Dok. Departemen Komunikasi Bank Indonesia.
Sementara itu, realisasi pendanaan public goods melalui mekanisme pembelian SBN secara langsung sesuai dengan surat keputusan bersama tangga 7 Juli 2020 telah mencapai Rp 252,55 triliun.
Sebanyak 1,2 juta dosis vaksin COVID-19 yang dikembangkan perusahaan asal China, Sinovac, telah tiba di Indonesia pada Minggu malam (6/12).
ADVERTISEMENT
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, kedatangan vaksin corona ini merupakan momentum awal dari langkah nyata pemerintah dalam proses pengadaan vaksin COVID-19.
"Vaksinasi akan semakin membangun rasa aman dan kepercayaan diri kita sebagai bangsa dalam melakukan berbagai aktivitas sosial dan ekonomi, mendukung ketahanan kesehatan, mendorong produktivitas serta menjaga dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional," katanya.
Meski demikian, Airlangga mengatakan vaksin tersebut masih harus melalui tahap evaluasi Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM) untuk memastikan aspek mutu, keamanan, dan efektivitasnya.