Virus Corona Pukul Bursa Saham Indonesia

27 Januari 2020 18:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi IHSG. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi IHSG. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir di zona merah menutup perdagangan di awal pekan. Hari ini, Senin (27/1), IHSG ditutup anjlok 110,901 poin (1,78 persen) ke 6.133,208.
ADVERTISEMENT
Sementara indeks LQ45 ditutup melemah tajam ke 21,7153 poin (2,12 persen) ke 1.003,789. Seluruh indeks sektoral merah. Sektor industri dasar mencatatkan pelemahan paling tajam 4,47 persen.
Di sisi lain, per hari ini wabah virus corona dikabarkan sudah menewaskan 80 warga China, tempat awal mula virus tersebut muncul.
Penurunan IHSG hari ini juga dihubungkan dengan kekhawatiran investor soal wabah tersebut. Apalagi penurunan tak hanya terjadi pada IHSG saja. Indeks Nikkei 225 di Jepang juga turun 483,67 poin (2,03 persen) ke 23.343,51.
Analis PT Binaartha Parama Sekuritas, Muhammad Nafan Aji, membenarkan bahwa kedua kondisi tersebut memang saling berhubungan.
Petugas medis membawa pasien di Wuhan di Provinsi Hubei, China. Foto: STR / AFP
Wabah virus corona merupakan isu krusial sehingga membuat para investor khawatir terhadap kondisi pasar.
ADVERTISEMENT
"Corona virus adalah isu paling krusial karena belum ada obat penangkalnya. Jumlah korban yang meninggal terus mengalami kenaikan," kata Nafan kepada kumparan, Senin (27/1).
Namu, Nafan menilai penurunan IHSG hingga 1,78 persen bukan angka yang mengkhawatirkan. Dia memprediksi reaksi pasar yang negatif hanya sementara.
Senada, Head of Research MNC Sekuritas Edwin Sebayang juga berpendapat bahwa IHSG tertekan karena isu virus corona.
"Betul, kekhawatiran virus corona yang berpotensi mengganggu pertumbuhan ekonomi global," ujarnya.
Sementara itu, Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro mengatakan, merosotnya saham hari ini tidak berhubungan dengan sentimen virus corona.
"Saham hari ini turun? Memangnya karena itu (virus corona)? Belum tentu juga. Kalau menurut saya, (sentimen virus corona) belum berpengaruh sama portofolio yang masuk ke Indonesia,” ujar Andry.
ADVERTISEMENT
Menurut Andry, kondisi semacam ini bukan pertama kalinya bagi China. Beberapa tahun yang lalu China juga pernah dihadapkan dengan wabah virus SARS yang berbahaya.
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. Foto: Antara/Indrianto Eko Suwarso
Saat ini, kata Andry, penanganan virus corona lebih cepat dibandingkan saat China menghadapi SARS. Jika cepat tertangani, dia optimistis sentimen tersebut tak akan berdampak signifikan terhadap outlook secara global maupun regional.
"So far kalau saya lihat enggak berdampak signifikan sejauh ini," ujarnya.
Dikonfirmasi terpisah, Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa, Laksono Widodo, mengatakan pihaknya pun tak tahu pasti soal penyebab merosotnya IHSG hari ini.
Menurut dia, seluruh bursa saham di dunia juga tengah mengalami penurunan, tak hanya IHSG.
"Kalau volume turun, di dunia ini volumenya memang lagi turun, kecuali di Thailand. Saya enggak tahu (penyebab IHSG turun). Saya mesti lihat lagi," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Pada penutupan perdagangan hari ini, sebanyak 77 saham naik, 351 saham turun, dan 101 saham stagnan. Frekuensi saham ditransaksikan sebanyak 406.466 kali dengan total volume perdagangan sebanyak 6,677 miliar saham senilai Rp 4,936 triliun.
Sementara untuk dana asing yang masuk tercatat Rp 179,469 miliar. Sedangkan kapitalisasi pasar mencapai Rp 7.110,179 triliun.