Waktu Perjalanan KA Jakarta - Merak Akan Dipangkas Jadi 2 Jam

19 Januari 2020 11:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas melakukan perawatan lokomotif di Dipo Lokomotif Stasiun Kereta Api (KA) Madiun, Jawa Timur, Kamis (23/5). Foto: ANTARA FOTO/Siswowidodo
zoom-in-whitePerbesar
Petugas melakukan perawatan lokomotif di Dipo Lokomotif Stasiun Kereta Api (KA) Madiun, Jawa Timur, Kamis (23/5). Foto: ANTARA FOTO/Siswowidodo
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) berkomitmen akan mempersingkat waktu tempuh perjalanan kereta api (KA) lintas Jakarta-Merak dari 3-4 jam menjadi 2 jam. Untuk mewujudkan hal itu, Kemenhub melalui Ditjen Perkeretaapian telah memulai proyek Peningkatan Jalur KA Lintas Rangkasbitung-Serang-Merak yaitu berupa penggantian rel 42 ke standar 54. Dengan penggantian rel ini, kecepatan kereta yang tadinya 40 km per jam dapat dipercepat hingga 70 km per jam. Selain itu, keselamatan perjalanan kereta juga akan meningkat.
ADVERTISEMENT
“Dengan demikian waktu tempuh juga menurun, dari 2 jam menjadi 1 jam. Jadi dari Jakarta tadinya 3-4 jam, nantinya bisa lebih singkat menjadi 2 jam,” ujar Menhub Budi Karya saat meninjau Infrastruktur Perkeretaapian di Provinsi Banten, seperti dikutip dari situs Setkab, Minggu (19/1).
Pada kunjungan tersebut, Menhub juga meninjau proyek reaktivasi atau pengaktifan kembali jalur Kereta Rangkasbitung-Labuan pada Sabtu (18/1). Reaktivasi ini akan meningkatkan konektivitas transportasi di Provinsi Banten, serta meningkatkan penggunaan angkutan massal khususnya kereta api.
“Proyek kita yang lain adalah reaktivasi atau pengaktifan kembali jalur KA dari Rangkasbitung ke Labuan di selatan sepanjang 70 km. Tahap awal ke Pandeglang sepanjang 15 km, akhir tahun ini selesai. Tahun 2021 mulai lagi yang ke arah Labuan, targetnya 3 tahun selesai. Harapan masyarakat yang bekerja ke Jakarta menjadi mudah,” ujar Menhub.
ADVERTISEMENT
Terkait penertiban lahan, Budi Karya mengatakan hal ini sudah didata dan tidak akan ada ganti rugi, karena ini adalah aset negara.
“Untuk reaktivasi, jika ada hunian di atas rel yang merupakan aset pemerintah, akan kita tertibkan. Tidak kita ganti rugi, tapi kita berikan semacam tanda kasih (penggantian yang besarannya ditentukan konsultan Kantor Jasa Penilai Publik). Saat ini sudah berjalan,” katanya.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi berinteraksi dengan penumpang KA Jaka Tingkir saat meninjau di Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Sabtu (21/12). Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Selain itu, Kemenhub juga akan memodernisasi Stasiun Tenjo. Pada Stasiun Tenjo akan dibangun Transit Oriented Development (TOD). Terletak di perbatasan Kabupaten Bogor dan Kabupaten Tangerang, Stasiun Tenjo dapat berpotensi sebagai simpul transportasi yang akan mengakomodir peningkatan jumlah kendaraan yang cukup pesat akibat pengembangan berbagai kawasan di sekitarnya. Di samping itu, keberadaan perlintasan sebidang pada ruang pemberhentian kereta di Stasiun Tenjo perlu penanganan khusus. Sehubungan dengan hal tersebut, Pemda Bogor mendukung untuk dilakukan pengembangan Stasiun Tenjo dan mengusulkan pembangunan underpass pada perlintasan sebidang.
ADVERTISEMENT
“Saat ini Stasiun Tenjo belum maksimal, oleh karenanya kita akan membangun stasiun ini sama besarnya dengan Maja. Selain itu kita akan membuat fly over di daerah Tenjo karena perlintasan sebidangnya di situ berbahaya, karena nanti itu headway-nya 5 menit, setiap 5 menit akan ada kereta api,” ucap Menhub.
Untuk TOD, Budi Karya mengimbau Pemda dapat turut serta membangun TOD dekat dengan stasiun. Karena dengan adanya TOD tersebut akan memberikan kemudahan bergerak bagi masyarakat. Dengan kemudahan ini, sentra ekonomi dan kota akan tumbuh.
“Saya imbau Pemda untuk membangun TOD di stasiun-stasiun, di TOD berisi hunian, perkantoran, restoran, pusat perekonomian, sehingga pergerakan orang tidak terlalu jauh. Idealnya radius TOD 1 km,” pungkas Menhub.
ADVERTISEMENT