Wall Street Anjlok Imbas Turunnya Data Kepercayaan Konsumen AS

1 Mei 2024 6:10 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pedagang sedang bekerja di lantai New York Stock Exchange (NYSE). Foto: Getty Images/Spencer Platt
zoom-in-whitePerbesar
Pedagang sedang bekerja di lantai New York Stock Exchange (NYSE). Foto: Getty Images/Spencer Platt
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Indeks utama saham Amerika Serikat (AS) alias Wall Street ditutup anjlok pada perdagangan Selasa (30/4). Investor mempertimbangkan data ekonomi yang menunjukkan kenaikan biaya tenaga kerja dan memburuknya kepercayaan konsumen pada hari pertemuan Federal Reserve untuk memutuskan arah suku bunga.
ADVERTISEMENT
Mengutip Reuters, Rabu (1/4) S&P 500 (.SPX) kehilangan 79,92 poin atau 1,56 persen menjadi 5.036,25 poin, Nasdaq Composite (.IXIC) kehilangan 325,26 poin atau 2,00 persen menjadi 15.664,13. Rata-rata Industri Dow Jones (.DJI) turun 574,08 poin atau 1,47 persen menjadi 37.823,57.
“Data menunjukkan pada hari Selasa bahwa biaya tenaga kerja AS naik lebih dari perkiraan sebesar 1,2 persen pada kuartal terakhir, menunjukkan peningkatan tekanan upah,” tulis laporan Reuters.
Sementara itu, sebuah survei juga menemukan bahwa kepercayaan konsumen AS memburuk pada bulan April, turun ke level terendah dalam lebih dari 1 tahun.
Laporan tersebut muncul sehari sebelum Komite Pasar Terbuka Federal Reserve (FOMC) mengakhiri pertemuan dua harinya, dan investor secara luas mengharapkan bank sentral untuk mempertahankan suku bunga tidak berubah.
Sebuah tanda jalan, Wall Street, terlihat di luar New York Stock Exchange (NYSE) di New York City, New York, AS. Foto: Shannon Stapleton/REUTERS
Saham Most Magnificent Seven berakhir lebih rendah, termasuk Tesla (TSLA.O), Alfabet (GOOGL.O), Nvidia (NVDA.O), Microsoft (MSFT.O), dan Amazon (AMZN.O).
ADVERTISEMENT
“Kita masih berada dalam lingkungan di mana reaksi spontan adalah mengekstrapolasi data yang lebih hangat ke dalam inflasi yang lebih kuat dan reaksi yang lebih hawkish dari The Fed,” kata Ahli Strategi Portofolio Natixis Investment Garrett Melson.
“Tetapi tidak ada yang berubah: pertumbuhan masih kuat, pasar tenaga kerja tetap bertahan, dan pada akhirnya kita mengambil sedikit jeda dalam proses disinflasi,” tambah Melson.
Pasar uang memperkirakan penurunan suku bunga hanya sekitar 31 basis poin (bps) tahun ini. Angka itu turun dari perkiraan sekitar 150 bps pada awal tahun 2024, menurut data LSEG.