Wall Street Bervariasi, Dipicu Kekhawatiran Naiknya Imbal Hasil dan Inflasi

23 Februari 2021 6:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pekerja melihat pergerakan saham dari layar monitor di Wall Street di New York City. Foto: Eisele / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Pekerja melihat pergerakan saham dari layar monitor di Wall Street di New York City. Foto: Eisele / AFP
ADVERTISEMENT
Ketiga indeks utama Wall Street bervariasi pada penutupan perdagangan awal pekan ini. S&P 500 dan Nasdaq ditutup lebih rendah karena kekhawatiran kenaikan imbal hasil US Treasury dan prospek kenaikan inflasi, yang memukul saham perusahaan dengan pertumbuhan tinggi.
ADVERTISEMENT
Melansir Reuters, Selasa (23/2), Dow Jones Industrial Average berakhir 27,37 poin lebih tinggi atau 0,09 persen menjadi 31.521,69, indeks S&P 500 kehilangan 30,21 poin atau 0,77 persen menjadi 3.876,5, dan Nasdaq Composite turun 341,42 poin atau 2,46 persen menjadi 13.533,05.
Indeks Dow berakhir sedikit lebih tinggi, terangkat oleh lonjakan 4 persen saham Walt Disney Co.
Imbal hasil obligasi AS tenor sepuluh tahun naik menjadi 1,363 persen. Sejak awal Februari 2020, imbal hasil telah meningkat sekitar 26 basis poin, kenaikan bulanan tertinggi dalam tiga tahun terakhir.
Sementara itu, Ketua Federal Reserve, Jerome Powell, dijadwalkan untuk berbicara di depan Komite Perbankan Senat pada hari Selasa, dan investor diharapkan untuk mencari kemungkinan perubahan pada prospek dovish bank sentral.
ADVERTISEMENT
“Apa yang dihadapi para investor adalah imbal hasil treasury yang lebih tinggi dari perspektif inflasi. Karena itu, ada sedikit kemarahan di pasar saat ini,” kata Lindsey Bell, kepala strategi investasi di Ally Invest, di Charlotte, North Carolina.
Saham Apple Inc, Microsoft Corp, Alphabet Inc, Tesla Inc, dan Amazon.com Inc melanjutkan penurunannya dari minggu sebelumnya, jatuh antara 0,9 persen hingga 5 persen.
Ilustrasi Wall Street. Foto: Getty Images
Penghasilan kuartal IV tahun lalu yang sangat optimis, telah mendorong indeks utama Wall Street ke rekor tertinggi sejak awal pekan lalu. Namun Wall Street kehilangan tenaga karena kekhawatiran potensi hambatan dalam upaya vaksinasi AS dan inflasi yang berasal dari langkah-langkah stimulus.
Sektor industri dan keuangan S&P 500 masing-masing naik 0,3 persen dan hampir 1 persen, sementara saham energi melonjak 3,5 persen karena kenaikan harga minyak.
ADVERTISEMENT
Discovery Inc melonjak 8,9 persen, setelah perusahaan media itu mengatakan pihaknya menargetkan 12 juta pelanggan streaming berbayar global pada akhir Februari.
Kohl's Corp naik 6,2 persen, setelah sekelompok investor aktivis menominasikan sembilan direktur ke dewan rantai department store.
Principal Financial Group Inc naik 8,1 persen, setelah media melaporkan bahwa aktivis investor Elliott Management Corp telah mengambil saham di perusahaan asuransi jiwa dan berencana untuk mendorong perubahan.
Volume di bursa AS adalah 14,38 miliar saham, lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata 16,05 miliar untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir.