Wall Street Bervariasi, Respons Trump pada China Dinilai Tak Ancam Ekonomi AS

1 Juni 2020 7:33 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden AS Donald Trump. Foto: REUTERS/Jonathan Ernst
zoom-in-whitePerbesar
Presiden AS Donald Trump. Foto: REUTERS/Jonathan Ernst
ADVERTISEMENT
Indeks utama Wall Street bervariasi pada penutupan perdagangan akhir pekan lalu. Presiden Donald Trump mengumumkan langkah-langkah terhadap China dalam menanggapi undang-undang keamanan baru, yang dinilai tak terlalu mengancam ekonomi AS daripada yang ditakutkan oleh investor.
ADVERTISEMENT
Dilansir Reuters, Senin (1/6), Dow Jones Industrial Average turun 17,53 poin atau 0,07 persen menjadi 25.383,11, indeks S&P 500 naik 14,58 poin atau 0,48 persen menjadi 3,044,31, dan Nasdaq Composite menambahkan 120,88 poin atau 1,29 persen menjadi 9,489.87.
Selama bulan lalu, Dow menambahkan 3,9 persen, S&P 500 naik 4,5 persen, dan Nasdaq naik 6,8 persen. Sementara dalam sepekan lalu, Dow dan S&P 500 masing-masing naik lebih dari 3 persen dan Nasdaq naik 1,8%.
Indeks S&P 500 awalnya menurun pada perdagangan Jumat, usai Trump mengatakan AS akan memulai proses penghapusan perlakuan khusus untuk Hong Kong dalam menanggapi rencana China, yang akan memberlakukan undang-undang keamanan baru di wilayah semi-otonom.
Namun Trump tidak menyebutkan tindakan apa pun yang dapat merusak kesepakatan perdagangan Fase I antara Washington dan Beijing lakukan pada awal tahun ini.
ADVERTISEMENT
"Dia mulai berbicara dengan nada yang sangat keras. Pasar khawatir dia akan mengumumkan sesuatu yang substansial, sesuatu yang merugikan ekonomi AS. Kemudian, ketika dia berbicara, menjadi jelas bahwa tindakan yang diambil tidak akan sedramatis yang ditakuti semula,” kata Chris Zaccarelli, kepala investasi di Independent Advisor Alliance di Charlotte, North Carolina.
Ilustrasi Wall Street. Foto: Getty Images
Trump juga mengatakan AS akan mengakhiri hubungannya dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), ancaman yang dilakukan pada awal bulan ini.
Sementara itu, Gubernur New York Andrew Cuomo mengatakan, New York City berada di “jalur yang tepat” untuk memasuki fase pertama pembukaan kembali pada 8 Juni. Ia juga mengatakan lima wilayah bagian utara New York saat ini akan beralih ke fase dua.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengatakan, bank sentral AS berjanji untuk terus menggunakan seluruh kebijakan moneternya demi menopang perekonomian di tengah pandemi virus corona.
Pekerja melihat pergerakan saham dari layar monitor di Wall Street di New York City. Foto: Eisele / AFP
Twitter (TWTR.N) turun 2 persen dan saham Facebook Inc (FB.O) tergelincir 0,2 persen, setelah Trump menandatangani perintah yang mengancam kebebasan perusahaan media sosial.
Selain itu, department store kelas atas, Nordstrom Inc, merosot 11,3 persen setelah melaporkan penurunan penjualan hampir 40 persen selama kuartal I 2020.
Salesforce.com Inc tergelincir 5,2 persen, setelah pembuat perangkat lunak berbasis cloud ini memangkas proyeksi pendapatan dan laba 2020.
Volume perdagangan di Wall Street mencapai 13,62 miliar saham, lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata 11,3 miliar untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir.
ADVERTISEMENT