Wall Street Cetak Rekor Berkat Saham Teknologi

2 September 2021 6:51 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
 New York Stock Exchange (NYSE). Foto: Reuters
zoom-in-whitePerbesar
New York Stock Exchange (NYSE). Foto: Reuters
ADVERTISEMENT
Kinerja Wall Street ditutup positif pada perdagangan awal bulan, Rabu (1/9). Ini sejalan dengan adanya perlambatan pemulihan dalam pasar tenaga kerja Amerika Serikat.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan laporan Reuters, indeks utama Wall Street diketahui masih bergerak maju. S&P 500 serta Nasdaq mencatatkan rekor tertinggi dipicu pembelian saham teknologi baru, plus kombinasi harapan dari Federal Reserve bakal mempertahankan stimulus imbas data penggajian pekerja swasta lebih lemah.
S&P 500 tercatat naik 0,29 persen atau 13,16 poin ke level 4.535,84. Adapun Dow Jones Industrial naik 3,62 poin atau 0,01 persen ke level 35.364,35 serta Nasdaq Composite naik 0,76 persen atau 116,35 poin menjadi 15.375,59.
Saham teknologi terpantau masih jadi penopang. Saham Apple Inc naik 1,2 persen ke rekor tertinggi kedua minggu ini. Sementara Microsoft Corp, Amazon Inc dan Google Alphabet Inc, rata-rata naik antara 0,4 persen dan 1,4 persen.
ADVERTISEMENT
Indeks utama Wall Street mencapai rekor tertinggi baru-baru ini. S&P 500 sempat mencatatkan kenaikan solid sebesar 20,8 persen sepanjang tahun ini disebabkan investor berharap The Fed tetap konsisten dalam kebijakan.
Sebuah tanda jalan, Wall Street, terlihat di luar New York Stock Exchange (NYSE) di New York City, New York, AS. Foto: Shannon Stapleton/REUTERS
Aktivitas manufaktur AS juga tercatat mengalami pertumbuhan pesanan yang kuat. Meskipun ukuran pekerjaan masih terbilang rendah lantaran masih belum meningkatnya tenaga kerja.
Berdasarkan laporan ADP yang diterbitkan menjelang laporan ketenagakerjaan pemerintah AS yang lebih komprehensif pada hari Jumat, terlihat bahwa angka pekerja swasta yang disewa masih jauh lebih sedikit daripada yang diharapkan pada bulan Agustus 2021.
"Informasi tentang inflasi yang berkaitan dengan pekerjaan dan upah menjadi faktor penting yang mempengaruhi keputusan Fed terkait masalah sisi permintaan dan penawaran. inilah sebabnya data pekerjaan Jumat akan mengatur panggung untuk pertemuan Fed September," kata manajer portofolio senior di Global Investments di Atlanta, Tom Martin sebagaimana dilansir Reuters, Kamis dinihari (2/9).
ADVERTISEMENT