Wall Street Cetak Rekor, Investor Menanti Stimulus Fiskal Corona di AS

7 Desember 2020 7:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pekerja melihat pergerakan saham dari layar monitor di Wall Street di New York City. Foto: Eisele / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Pekerja melihat pergerakan saham dari layar monitor di Wall Street di New York City. Foto: Eisele / AFP
ADVERTISEMENT
Indeks utama Wall Street naik ke level tertinggi sepanjang masa penutupan perdagangan pekan lalu. Pertumbuhan pekerjaan di AS yang menurun, justru meningkatkan ekspektasi investor agar stimulus fiskal baru untuk corona segera disetujui demi menghidupkan kembali perekonomian.
ADVERTISEMENT
Mengutip Reuters, Senin (7/12), Dow Jones Industrial Average naik 248,74 poin atau 0,83 persen menjadi 30.218,26, indeks S&P 500 naik 32,40 poin atau 0,88 persen menjadi 3.699,12, dan Nasdaq menambahkan 87,05 poin atau 0,7 persen menjadi 12.464,23.
Laporan Departemen Tenaga Kerja menunjukkan penggajian karyawan di sektor nonpertanian meningkat 245.000 pekerjaan pada November 2020, di bawah ekspektasi ekonom. Kenaikan tersebut merupakan yang terkecil sejak pemulihan tenaga kerja dimulai pada Mei lalu.
Joe Biden pakai sepatu berbeda saat hadir di The Queen Theater Wilmington, Delaware. Foto: Chandan Khanna/AFP
Sementara itu, Presiden terpilih, Joe Biden, mengatakan bahwa laporan pekerjaan yang suram itu mengindikasikan pemulihan ekonomi yang terhenti. Biden juga memperingatkan kondisi ke depan akan semakin gelap dan memperburuk rasa sakit, kecuali Kongres AS segera meloloskan RUU bantuan virus corona.
ADVERTISEMENT
"Berita buruk tentang melemahnya gambaran pekerjaan berpotensi menjadi kabar baik bagi investor, karena itu berarti bahwa stimulus jauh lebih mungkin terjadi dalam waktu dekat ini," kata Ryan Detrick, ahli strategi pasar senior di LPL Financial di North Carolina .
Imbal hasil US Treasury tenor sepuluh tahun juga mencapai level tertinggi sejak Maret di lebih dari 0,98 persen. Hal ini turut mendorong kenaikan saham keuangan yang sangat sensitif terhadap imbal hasil.
Sektor energi melonjak 5,4 persen, didukung oleh kenaikan harga minyak. Saham Diamondback Energy Inc melonjak 12,7 persen dan Occidental Petroleum naik 13,4 persen.
Sementara saham terkait utilitas paling tertinggal di antara sektor-sektor utama, turun 1 persen.
Saham Boeing turun 1,9 persen, karena seorang eksekutif perusahaan papan atas mengatakan perusahaan tersebut mengurangi produksi 787 Dreamliner untuk keempat kalinya dalam 18 bulan.
ADVERTISEMENT
Sekitar 11,4 miliar saham berpindah tangan di bursa saham Amerika, di bawah rata-rata harian 11,8 miliar selama 20 sesi terakhir.