Wall Street Ditutup Beragam, Nasdaq Turun dari Posisi All Time High

13 Februari 2024 6:07 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Wall Street. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Wall Street. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street, ditutup beragam pada perdagangan Senin (12/2). Nasdaq turun usai melampaui rekor penutupan tertinggi di November 2021, sedangkan Dow sedikit naik menjelang dua rilis inflasi AS pekan ini yang dapat mempengaruhi kebijakan Federal Reserve.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Reuters, Selasa (13/2), S&P 500 kehilangan 4,12 poin atau 0,08 persen dan berakhir pada 5.022,49 poin. Sedangkan Nasdaq Composite turun 42,74 poin atau 0,27 persen menjadi 15.947,92. Dow Jones Industrial Average naik 135,76 poin atau 0,35 persen menjadi 38.807,45.
Nasdaq kehilangan sesi usai naik melewati rekor penutupan tertinggi, dengan persentase poin tertinggi harian sepanjang masa di level 16.212,229.
Para pelaku pasar menunggu Indeks Harga Konsumen (CPI) dan Indeks Harga Produsen (PPI) bulan Januari minggu ini untuk mengukur prospek penurunan suku bunga. Minggu ini pasar memperoleh data produksi industri, penjualan ritel, dan sentimen konsumen Universitas Michigan.
“Angka inflasi yang sangat tinggi berpeluang membuat beberapa investor sedikit gugup, tapi selain itu The Fed akan mengambil sikap yang sama,” kata Joe Saluzzi co-manager perdagangan di Themis Trading.
ADVERTISEMENT
Selama empat bulan terakhir, perusahaan-perusahaan besar dengan eksposur AI yang besar telah memimpin pasar bullish di Wall Street karena saham-saham lain juga naik, di tengah harapan penurunan suku bunga dalam waktu dekat dan prospek bisnis yang optimis.
Dengan data terbaru yang mencerminkan perekonomian yang kuat, para gubernur bank sentral kurang menunjukkan keinginan untuk melakukan penurunan suku bunga lebih awal.
Peluang terjadinya penurunan suku bunga setidaknya minimal 25 basis poin pada bulan Mei telah turun menjadi 52,2 persen dari lebih dari 95 persen pada awal tahun 2024, menurut CME FedWatch Tool.
“Investor bergeser ke area-area tertentu yang bukan di ranah pasar yang luas, karena mungkin di sana-lah terdapat nilai yang lebih besar,” ujar Sam Stovall, kepala strategi investasi di CFRA Research. “Hari ini bisa menjadi hari yang paling buruk bagi pasar,” sambungnya.
ADVERTISEMENT