news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Wall Street Ditutup Bervariasi Dibayangi Pelemahan Dollar

24 November 2021 7:58 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
New York Stock Exchange (NYSE) di Wall Street, New York City. Foto: Angela Weiss / AFP
zoom-in-whitePerbesar
New York Stock Exchange (NYSE) di Wall Street, New York City. Foto: Angela Weiss / AFP
ADVERTISEMENT
Saham Wall Street ditutup bervariasi pada perdagangan Selasa (23/11). Sementara dolar AS tergelincir dari level tertinggi dalam 16 bulan karena investor bersiap untuk kenaikan suku bunga pada tahun 2022 setelah Ketua Federal Reserve Jerome Powell ditetapkan untuk masa jabatan kedua.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Reuters, Rabu (24/11), Dow Jones Industrial Average naik 0,54 persen menjadi berakhir pada 35.813,28 poin, sedangkan S&P 500 .SPX naik 0,17 persen menjadi 4.690,69. Sementara Nasdaq Composite turun 0,5 persen menjadi 15.775,14.
Saham Eropa merosot ke level terendah karena kenaikan kasus COVID-19, menimbulkan kekhawatiran pembatasan yang lebih ketat. Di sisi lain, harga minyak melonjak ke level tertinggi.
Lira Turki anjlok 15 persen dan jatuh ke rekor terendah lainnya selama hari terburuk kedua karena investor panik setelah Presiden Tayyip Erdogan mempertahankan penurunan suku bunga baru-baru ini dan menunjukkan sedikit kekhawatiran terhadap kenaikan inflasi.
Sementara itu kenaikan imbal hasil Treasury membebani saham teknologi m AS dan menekan indeks Nasdaq.
Presiden AS Joe Biden pada hari Senin menunjuk Powell sebagai ketua Fed untuk kedua kalinya. Sementara Lael Brainard, ditetapkan sebagai wakil ketua. Berita itu awalnya mendukung saham Wall Street, namun kemudian pergerakan pasar mundur di sore hari dengan S&P 500 dan Nasdaq Composite ditutup jauh dari level tertinggi sepanjang masa.
ADVERTISEMENT