Wall Street Ditutup Lebih Rendah, Imbas Tenggelamnya Saham Teknologi

20 Mei 2022 6:05 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang pria memakai masker berjalan melewati sebuah tanda jalan, Wall Street di luar New York Stock Exchange (NYSE) di New York City, New York, AS.
 Foto: Shannon Stapleton/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Seorang pria memakai masker berjalan melewati sebuah tanda jalan, Wall Street di luar New York Stock Exchange (NYSE) di New York City, New York, AS. Foto: Shannon Stapleton/REUTERS
ADVERTISEMENT
Wall Street berakhir lebih rendah setelah sesi bergejolak pada perdagangan, Kamis (19/5), diikuti dengan merosotnya saham teknologi Cisco setelah memberikan pandangan kinerja yang suram. Sementara investor masih khawatir tentang inflasi dan kenaikan suku bunga.
ADVERTISEMENT
Saham Cisco (CSCO.O) merosot 13,7 persen setelah pembuat peralatan jaringan yang menurunkan prospek pertumbuhan pendapatan di 2022. Hal ini mendapat pukulan dari keluarnya Rusia dan kekurangan komponen terkait dengan lockdown pandemi COVID-19 di Cina.
KEMUDIAN Apple (AAPL.O) dan pembuat chip Broadcom (AVGO.O) masing-masing turun 2,5 persen dan 4,3 persen serta membebani S&P 500.
Mengutip Reuters, Jumat (20/5), S&P 500 turun 0,58 persen untuk mengakhiri sesi pada 3.900,79 poin. Nasdaq turun 0,26 persen menjadi 11.388,50 poin, sedangkan Dow Jones Industrial Average turun 0,75 persen menjadi 31.253,13 poin.
Pekerja melihat pergerakan saham dari layar monitor di Wall Street di New York City. Foto: Eisele / AFP
Kinerja beragam hari Kamis lalu mengikuti penurunan lebih dari 4 persen di S&P 500 pada hari Rabu. Penurunan dalam satu hari yang terburuk sejak Juni 2020.
ADVERTISEMENT
S&P 500 turun sekitar 18 persen dari rekor penutupan pada 3 Januari, karena investor menyesuaikan diri dengan inflasi yang kuat. Selain itu, ketidakpastian geopolitik yang berasal dari perang di Ukraina dan pengetatan kondisi keuangan dengan Federal Reserve AS menaikkan suku bunga.
Saat ini, volume di bursa AS senilai 12,7 miliar saham, dibandingkan dengan rata-rata 13,4 miliar selama 20 hari perdagangan terakhir.
Twitter (TWTR.N) mengalami kenaikan 1,2 persen setelah Bloomberg melaporkan bahwa eksekutif perusahaan mengatakan kepada staf bahwa kesepakatan senilai USD 44 miliar Elon Musk berjalan seperti yang diharapkan dan mereka tidak akan menegosiasikan ulang harga.
Peluang AS Resesi
Ilustrasi gedung di New York, AS Foto: AFP/Dave Clark
Ahli strategi Goldman Sachs memperkirakan peluang 35 persen ekonomi AS memasuki resesi dalam dua tahun ke depan, sedangkan Wells Fargo Investment Institute memperkirakan resesi ringan AS pada akhir 2022 dan awal 2023.
ADVERTISEMENT
Menurut Chief Equity Strategist US Bank Wealth Management di Minneapolis, Terry Sandven bahwa kenyataannya inflasi semakin panas dan suku bunga meningkat.
"Sampai Anda mendapatkan tingkat inflasi yang mulai melambat, kita akan mengalami peningkatan volatilitas, dan dalam pandangan kami terus berlanjut sepanjang sebagian besar bulan-bulan musim panas," ujar Sandven