Wall Street Ditutup Melemah Dibayangi Varian Delta dan Pelemahan Ekonomi AS

3 Agustus 2021 7:49 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pekerja melihat pergerakan saham dari layar monitor di Wall Street di New York City. Foto: Eisele / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Pekerja melihat pergerakan saham dari layar monitor di Wall Street di New York City. Foto: Eisele / AFP
ADVERTISEMENT
Indeks utama Wall Street, S&P 500, ditutup melemah tipis pada perdagangan Senin (2/8). Penurunan disebabkan kekhawatiran tentang varian Delta virus corona dan ekonomi AS yang melambat.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Reuters, Selasa (3/8), Dow Jones Industrial Average turun 97,31 poin, atau 0,28 persen menjadi 34.838,16. Sementara S&P 500 turun 8,1 poin, atau 0,18 persen menjadi 4.387,16 dan Nasdaq Composite menambahkan 8,39 poin, atau 0,06 persen menjadi 14.681,07.
Hanya empat dari 11 sektor S&P yang diperdagangkan lebih tinggi pada penutupan pasar, di antaranya utilitas dan real estat. Kedua sektor ini dianggap sebagai sektor yang aman di tengah ketidakpastian.
Sementara itu, Pejabat Federal Reserve Christopher Waller mengatakan bahwa The Fed akan mulai mengurangi stimulus ekonomi pada Oktober jika laporan tenaga kerja pada dua bulan ke depan meningkat sebesar 800.000 hingga 1 juta, seperti yang diharapkan.
Dia juga menyarankan Fed dapat mulai mengurangi pembelian obligasi bulanan di September mendatang. Langkah tersebut dapat mengangkat imbal hasil obligasi namun bukan berita terbaik untuk pasar saham.
ADVERTISEMENT
Data pada hari sebelumnya menunjukkan bahwa meskipun manufaktur AS tumbuh pada bulan Juli, lajunya melambat untuk bulan kedua berturut-turut. Di sisi lain imbal hasil obligasi AS diperkirakan akan turun ke level terendah sejak 20 Juli. Hal ini kemudian membebani laju emiten blue-chip pada indeks Dow.
Pada perdagangan kali ini, saham Square Inc, perusahaan pembayaran yang dimiliki salah satu pendiri Twitter Inc, Jack Dorsey, melonjak usai mengatakan akan membeli perusahaan asal Australia yang menjadi pelopor pembayaran pay later, Afterpay Ltd, sebesar USD 29 miliar.
Di sisi lain data aktivitas manufaktur AS melemah dari yang diharapkan. Hal ini membuat fokus investor sekarang beralih ke data sektor jasa yang akan dirilis hari ini dan laporan pekerjaan bulanan dari Departemen Tenaga Kerja yang akan dirilis Jumat mendatang.
ADVERTISEMENT
Volume perdagangan di Wall Street mencapai 8,80 miliar saham, lebih rendah dibandingkan rata-rata perdagangan saham selama 20 hari terakhir sebanyak 9,77 miliar saham.