Wall Street Ditutup Melemah, Imbas Imbal Hasil Treasury Naik

28 September 2021 6:46 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Karyawan mengamati pergerakan harga saham di Profindo Sekuritas, Jakarta, Senin (6/9). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Karyawan mengamati pergerakan harga saham di Profindo Sekuritas, Jakarta, Senin (6/9). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Wall Street ditutup melemah pada perdagangan Senin (27/9). Dua indeks utama Wall Street, S&P dan Nasdaq ditutup merah karena saham teknologi imbas kenaikan imbal hasil Treasury.
ADVERTISEMENT
Dikutip Reuters, S&P 500 turun 12,37 poin atau 0,28 persen, menjadi 4.443,11 dan Nasdaq Composite turun 77,73 poin, atau 0,52 persen menjadi 14.969,97. Sedangkan Dow Jones Industrial Average naik 71,37 poin, atau 0,21 persen menjadi 34.869,37.
Dow Jones Industrial Average yang ditutup di wilayah positif, didukung oleh sektor keuangan dan industri.
"Saham yang sensitif secara ekonomi naik, dan teknologi sedang dikerjakan dengan cukup baik," kata Chuck Carlson, kepala eksekutif Horizon Investment Services di Hammond, Indiana, dikutip dari Reuters, Selasa (28/9).
Diketahui benchmark hasil Treasury AS naik untuk kepentingan keuangan terhadap suku bunga. Sementara naiknya harga minyak mentah mendorong saham energi menghijau.
Dari 11 sektor utama di S&P 500, enam ditutup melemah. Real estate dan sektor perawatan kesehatan mengalami penurunan terbesar. Indeks nilai S&P 500 dalam segi pertumbuhan memburuk sepanjang tahun ini.
ADVERTISEMENT
Ahli strategi Goldman Sachs melihat potensi kenaikan suku bunga perusahaan sebagai pukulan untuk prospek pengembalian atas ekuitas (ROE) pada saham AS di tahun 2022.
Volume di bursa AS mencapai 10,32 miliar saham. Lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata perdagangan selama 20 hari di angka 10,19 miliar.