Wall Street Ditutup Melemah Setelah Kenaikan Saham Tertinggi sejak 2020

2 Agustus 2022 6:10 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Wall Street.  Foto: Getty Images
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Wall Street. Foto: Getty Images
ADVERTISEMENT
Indeks saham Amerika Serikat (AS), Wall Street ditutup flat cenderung melemah pada perdagangan, Senin (1/8). Investor mencermati pasar saham AS mencetak rekor tertinggi dalam dua tahun.
ADVERTISEMENT
Mengutip Reuters, Selasa (2/8), S&P 500 turun 0,28 persen untuk mengakhiri sesi di 4.118,59 poin. Nasdaq turun 0,18 persen menjadi 12.368,98 poin. Sementara Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun 0,14 persen menjadi 32.798,60 poin.
Laporan keuangan di kuartal II 2022, baru-baru ini menunjukkan laba perusahaan jauh di atas perkiraan. Dari 283 perusahaan S&P 500 yang telah melaporkan kinerja, 78 persen telah melampaui perkiraan laba.
Saham melepaskan reli kuat pada minggu lalu yang didorong Federal Reserve kemungkinan tidak perlu agresif menaikkan suku bunga seperti yang dikhawatirkan para pelaku pasar.
Dengan hasil kuartal kedua lebih kuat, S&P 500 dan Nasdaq pada Juli membukukan persentase kenaikan bulanan terbesar sejak 2020.
Pekerja melihat pergerakan saham dari layar monitor di Wall Street di New York City. Foto: Eisele / AFP
S&P 500 melambung di antara kenaikan dan penurunan pada hari Senin karena beberapa investor berhati-hati setelah reli baru-baru ini. Federal Reserve mengatakan pihaknya bertujuan untuk menekan inflasi dan menstabilkan permintaan dengan menaikkan suku bunga. Namun investor dan analis khawatir langkah agresif ini dapat meningkatkan pengangguran dan melumpuhkan ekonomi.
ADVERTISEMENT
Laporan pekerjaan bulanan AS pada hari Jumat, 5 Agustus nanti menjadi arahan langkah Fed selanjutnya untuk melawan inflasi yang tinggi selama beberapa dekade. Bank sentral AS telah menaikkan suku bunga sebesar 2,25 poin persentase sepanjang tahun 2022, dan berjanji menuju kenaikan suku bunga di masa depan didorong pendekatan secara data.
Aktivitas manufaktur AS sedikit melambat dari perkiraan pada bulan Juli, ditandai dengan kendala pasokan berkurang menurut data laporan. Data ini muncul setelah survei menunjukkan pabrik-pabrik di seluruh Asia dan Eropa berjuang untuk momentum pada Juli karena lesunya permintaan global dan pembatasan ketat Covid-19 di China memperlambat produksi.
Harga minyak turun karena kekhawatiran permintaan, yang pada gilirannya membebani sektor energi. Indeks energi S&P 500 jatuh dan merupakan penurunan terdalam di antara 11 sektor.
ADVERTISEMENT