Wall Street Ditutup Naik, Investor Cari Kejelasan Arah Kebijakan The Fed

8 November 2023 6:05 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
 New York Stock Exchange (NYSE) Foto: REUTERS/Lucas Jackson
zoom-in-whitePerbesar
New York Stock Exchange (NYSE) Foto: REUTERS/Lucas Jackson
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street ditutup menguat pada perdagangan hari Selasa (7/11), dengan S&P 500 dan Nasdaq mencatatkan kenaikan terpanjang dalam dua tahun terakhir.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut terjadi karena penurunan imbal hasil Treasury AS mendukung pertumbuhan saham-saham megacap seiring investor mencari kejelasan lebih lanjut mengenai suku bunga dari Federal Reserve atau The Fed.
Mengutip Reuters, Rabu (8/11), Dow Jones Industrial Average naik 56,94 poin atau 0,17 persen menjadi 34.152,8. S&P 500 naik 12,4 poin atau 0,28 persen pada 4.378,38 dan Nasdaq Composite bertambah 121,08 poin atau 0,9 persen pada 13.639,86.
S&P 500 bertahan di zona hijau selama tujuh hari berturut-turut, dengan Nasdaq mencatat kenaikan kedelapan berturut-turut, rekor terpanjang untuk setiap indeks dalam dua tahun. Dow menguat untuk sesi ketujuh berturut-turut, yang terpanjang sejak 13 sesi pada bulan Juli.
Imbal hasil obligasi Treasury 10-tahun menjadi acuan pada penurunan kecepatan di tengah ekspektasi The Fed akan menyelesaikan siklus kenaikan suku bunga.
ADVERTISEMENT
Kerugian imbal hasil tersebut semakin lama usai lelang obligasi 3 tahun senilai USD 48 miliar dengan lelang obligasi 10 tahun dan obligasi 30 tahun yang akan jatuh tempo akhir pekan ini.
Penurunan imbal hasil membantu mengangkat saham-saham dengan pertumbuhan besar seperti Microsoft naik 1,1 persen, Apple naik 1,5 persen, dan Amazon naik 2,1 persen sebagai pendorong terbesar bagi S&P 500 dan Nasdaq.
Ekspektasi siklus kenaikan suku bunga The Fed akan segera berakhir mulai meningkat akhir-akhir ini, namun pasar masih sensitif kemungkinan suku bunga akan naik lagi, dan pejabat bank sentral berhati-hati dalam memberikan komentar mengenai jalur suku bunga di masa depan.
Sebuah tanda jalan, Wall Street, terlihat di luar New York Stock Exchange (NYSE) di New York City, New York, AS. Foto: Shannon Stapleton/REUTERS
Pasar memprediksi peluang 90,2 persen bahwa Fed akan sekali lagi mempertahankan suku bunga stabil pada pertemuan kebijakan bulan Desember, naik dari 68,9 persen pada minggu lalu, menurut FedWatch Tool dari CME.
ADVERTISEMENT
Gubernur Fed Christopher Waller mengatakan pada hari Selasa, bahwa pertumbuhan ekonomi AS pada kuartal ketiga sebesar 4,9 persen secara tahunan. Hal ini menunjukkan kinerja yang memerlukan perhatian ketika bank sentral mempertimbangkan langkah kebijakan selanjutnya.
Rekan Gubernur Michelle Bowman menganggap angka PDB baru-baru ini sebagai bukti bahwa perekonomian AS tidak hanya tetap kuat, namun mungkin telah bertambah cepat dan memerlukan level kebijakan Fed yang lebih tinggi.
“Itulah yang terjadi hari ini, bahwa The Fed sudah selesai, tapi kemarin mungkin belum. Powell akan berpidato pada hari Kamis sehingga hal ini akan membuka kemungkinannya,” kata Ken Polcari, Managing Partner di Kace Capital Advisors di Boca Raton, Florida.
“Tetapi apa yang pasar katakan kepada kalian pelaku pasar, bahwa kita semua sudah selesai. Ini adalah penurunan suku bunga, hampir seolah-olah mereka mencoba memaksakan kehendak,” lanjutnya.
ADVERTISEMENT