Wall Street Ditutup Naik, Meski The Fed Siap Kembali Naikkan Suku Bunga 50 Bps

26 Mei 2022 7:19 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jerome Powell Foto: REUTERS/Joshua Roberts
zoom-in-whitePerbesar
Jerome Powell Foto: REUTERS/Joshua Roberts
ADVERTISEMENT
Bursa saham Amerika Serikat Wall Street ditutup naik pada perdagangan hari Rabu (25/5). Kenaikan ini didorong risalah dari pertemuan kebijakan moneter terbaru Bank Sentral AS The Federal Reserve (The Fed) menunjukkan para pembuat kebijakan merasa ekonomi AS sangat kuat. Mereka bergulat inflasi bisa dikendalikan tanpa memicu resesi.
ADVERTISEMENT
Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup naik 191,66 poin atau 0,6 persen menjadi 32.120,28 poin. S&P 500 naik 37,25 poin atau 0,95 persen menjadi 3.978,73 poin. Sedangkan Nasdaq Composite bertambah 170,29 poin (1,51 persen) menjadi 11.434,74 poin.
Dikutip dari Reuters pada Kamis (26/5), Risalah Fed yang dirilis Rabu waktu setempat menunjukkan bahwa para pejabat siap untuk bergerak maju dengan beberapa kenaikan suku bunga 50 basis poin. Ini merupakan lompatan terbesar dalam 22 tahun.
Tak hanya itu, kenaikan suku bunga yang terjadi ini dilakukan saat The Fed mencoba menurunkan inflasi yang mencapai level tertinggi 40 tahun. Risalah juga menunjukkan bahwa anggota berharap mereka dapat menurunkan inflasi, tetapi juga khawatir tentang risiko stabilitas keuangan.
ADVERTISEMENT
Harga pasar saat ini melihat The Fed bergerak ke tingkat kebijakan sekitar 2,5 persen -2,75 persen pada akhir tahun, yang akan konsisten dengan banyak bank sentral memandang tingkat netral. Namun, pernyataan dalam risalah menunjukkan bahwa panitia siap untuk melangkah lebih jauh dari itu.
Pekerja melihat pergerakan saham dari layar monitor di Wall Street di New York City. Foto: Eisele / AFP
Pada awal Rabu, ketiga indeks saham utama AS berputar-putar seiring munculnya kekhawatiran dari survei bisnis dan ekonomi, data ekonomi, dan laporan keuangan perusahaan yang menggambarkan ekonomi Amerika mendingin.
The Fed bersiap untuk mengatasi inflasi tinggi selama beberapa dekade. Kekhawatiran mengenai kenaikan suku bunga yang terlalu agresif oleh The Fed dapat mengarahkan ekonomi ke dalam resesi, meskipun puncak inflasi pada bulan Maret memicu kekhawatiran tersebut.
“Sudah ada pendinginan yang terjadi, dan kondisi keuangan telah mengetat selama sebulan terakhir karena kekuatan dolar dan kelemahan pasar ekuitas,” ujar Mayfield.
ADVERTISEMENT