news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Wall Street Jatuh Akibat Ketegangan Dagang AS-Eropa

10 April 2019 7:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Wall Street Foto: Wikimedia Commons
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Wall Street Foto: Wikimedia Commons
ADVERTISEMENT
Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street terjatuh pada penutupan perdagangan Selasa (9/4) karena pelemahan sektor-sektor yang sensitif terhadap perdagangan.
ADVERTISEMENT
Tekanan terhadap Wall Street terjadi karena semakin memanasnya tensi perang dagang antara AS dengan Eropa. Selain itu, langkah IMF menurunkan prospek ekonomi global juga menjadi pendorong pelemahan Wall Street.
Dilansir Reuters, Rabu (10/4), Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun 190,44 poin atau 0,72 persen menjadi 26.150,58. Untuk S&P 500 (SPX), kehilangan 17,57 poin atau 0,61 persen menjadi 2.878,2. Sedangkan Nasdaq Composite (IXIC) turun 44,61 poin atau 0,56 persen menjadi 7.909,28.
Ketiga indeks utama AS menyelesaikan sesi di zona merah dengan S&P 500 mengakhiri reli selama delapan hari.
Presiden AS Donald Trump mengatakan akan mengenakan tarif sebesar USD 11 miliar untuk barang-barang dari Eropa. Hal tersebut menjadi ancaman yang cukup besar untuk berubah menjadi perang dagang.
ADVERTISEMENT
"Masalah tarif Eropa mengejutkan banyak orang, sama seperti sebelumnya saat munculnya perang dagang antara AS dengan China," kata Peter Tuz, presiden Chase Investment Counsel, Charlottesville, Virginia, AS.
Ilustrasi Wall Street Foto: Wikimedia Commons
Perselisihan perdagangan, bersama dengan kemungkinan Inggris akan keluar dari Uni Eropa (Brexit), menyebabkan Dana Moneter Internasional (IMF) memangkas perkiraan pertumbuhan ekonomi globalnya dan memperingatkan bahwa pemangkasan lebih lanjut masih dapat terjadi.
"Dengan apa yang dilakukan oleh IMF. Anda mendapatkan dua titik data yang menunjukkan bahwa hal-hal dapat melemah selama beberapa bulan ke depan," kata Tuz.
Selain itu, pelaku pasar pada perdagangan Selasa juga tengah menunggu laporan keuangan beberapa emiten. Delta Airlines akan merilis pada Rabu dan disusul oleh JPMorgan Chase & Co serta Wells Fargo & Co pada Jumat. Para analis memperkirakan untuk pertama kalinya sejak 2016 laba kuartal I perusahaan-perusahaan ini akan mengalami penurunan.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data Refinitiv, untuk periode Januari-Maret untuk perusahaan S&P 500 akan mengalami penurunan 2,5 persen jika dibanding tahun lalu.
Dari sebelas sektor utama dalam S&P 500, semua tertekan kecuali layanan utilitas dan komunikasi. Sektor industri membukukan persentase kerugian terbesar, jatuh 1,4 persen.
Boeing Co memperpanjang penurunan setelah melaporkan akan melakukan pemangkasan produksi 737 Max. Saham perusahaan pembuat pesawat terbang ini turun 1,5 persen.
Penghentian penggunaan pesawat Boeing oleh American Airlines Group Inc juga memangkas pendapatan maskapai tersebut di kuartal I 2019. Saham perusahaan penerbangan ini turun 1,7 persen.
Steel Corp AS turun 10 persen setelah penurunan peringkat Credit Suisse menjadi berkinerja buruk.
Wynn Resorts Ltd turun 3,9 persen setelah mengakhiri pembicaraan pengambilalihan dengan Crown Resorts.
ADVERTISEMENT
Facebook Inc naik 1,5 persen setelah Morgan Stanley menaikkan target harganya, sejalan dengan pertumbuhan pendapatan dari Instagram.
Levi Strauss & Co melonjak 2,7 persen di depan laporan kuartalan pertama sejak IPO-nya. Volume perdagangan di Wall Street mencapai 6,31 miliar saham, lebih rendah dibandingkan 20 hari perdagangan terakhir sebanyak 7,26 miliar saham.