Wall Street Lanjutkan Pelemahan, Investor Khawatir Lonjakan Inflasi

8 Mei 2022 7:16 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sebuah tanda jalan, Wall Street, terlihat di luar New York Stock Exchange (NYSE) di New York City, New York, AS.
 Foto: Shannon Stapleton/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Sebuah tanda jalan, Wall Street, terlihat di luar New York Stock Exchange (NYSE) di New York City, New York, AS. Foto: Shannon Stapleton/REUTERS
ADVERTISEMENT
Indeks utama AS, Wall Street masih memperpanjang pelemahan pada perdagangan di akhir pekan, Jumat (6/5). Hal ini terjadi lantaran investor khawatir bank sentral, Federal Reserve akan lebih agresif dari yang diperkirakan dalam menaikkan suku bunga untuk memerangi inflasi.
ADVERTISEMENT
Mengutip Reuters, Minggu (8/5) Founder dan Kepala Eksekutif Manajemen Modal Infrastruktur Jay Hatfield mengatakan, sembilan puluh lima persen pendorong pasar saat ini adalah suku bunga jangka panjang. Terlebih lagi, harga minyak yang naik lagi, melanjutkan kekhawatiran inflasi.
Sebagian besar pedagang mengharapkan kenaikan 75 basis poin pada pertemuan bank sentral AS di bulan Juni, meskipun kepala Fed, Jerome Powell mengesampingkan hal tersebut. Semua mata tertuju pada laporan inflasi indeks harga konsumen bulanan pada hari Rabu pekan depan, karena investor mencari petunjuk apakah ekonomi mendekati puncak inflasi.
Pekerja melihat pergerakan saham dari layar monitor di Wall Street di New York City. Foto: Eisele / AFP
Adapun pada Jumat (6/5) waktu setempat, Dow Jones Industrial Average turun 98,6 poin, atau 0,3 persen menjadi 32.899,37. S&P 500 kehilangan 23,53 poin, atau 0,57 persen menjadi 4.123,34 dan Nasdaq Composite turun 173,03 poin, atau 1,4 persen menjadi 12.144,66.
ADVERTISEMENT
Raksasa teknologi, Nasdaq, mencatat penutupan terendah sejak 2020, mencatat kerugian mingguan kelima berturut-turut. Ini adalah penurunan beruntun terpanjang sejak kuartal keempat 2012.
Sementara S&P 500 juga membukukan kerugian mingguan kelima berturut-turut, ini adalah rangkaian kerugian mingguan terpanjang sejak kuartal kedua tahun 2011. Sembilan dari 11 sektor utama S&P turun. Energi naik 2,9 persen karena harga minyak naik di tengah kekhawatiran pasokan.
Seorang pria memakai masker berjalan melewati sebuah tanda jalan, Wall Street di luar New York Stock Exchange (NYSE) di New York City, New York, AS. Foto: Shannon Stapleton/REUTERS
Adapun saham pertumbuhan mega cap tergelincir, dengan beberapa pengecualian termasuk Apple Inc yang naik 0,5 persen. Sedangkan Wells Fargo & Co turun 0,5 persen memimpin kerugian di antara bank-bank besar.
Sementara, Under Armour Inc merosot 23,8 persen setelah produsen pakaian olahraga tersebut memperkirakan laba fiskal tahun 2023 yang suram. Saham saingannya, Nike Inc juga tergelincir.
ADVERTISEMENT
Lalu Coinbase Global Inc juga turun 9 persen pada hari Jumat ke level terendah sejak debut pasar saham bursa cryptocurrency 2021.
Volume di bursa AS adalah 13,49 miliar saham, dibandingkan dengan rata-rata 12,10 miliar untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir.