Wall Street Masih Anjlok, Langkah The Fed Tak Cukup Tekan Kekhawatiran Corona

24 Maret 2020 7:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pekerja melihat pergerakan saham dari layar monitor di Wall Street di New York City. Foto: Eisele / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Pekerja melihat pergerakan saham dari layar monitor di Wall Street di New York City. Foto: Eisele / AFP
ADVERTISEMENT
Ketiga indeks utama Wall Street kembali anjlok di awal pekan ini. Langkah Bank Sentral AS atau Federal Reserve (The Fed) dinilai tak cukup menenangkan kekhawatiran investor mengenai penyebaran virus corona.
ADVERTISEMENT
Dilansir Reuters, Selasa (24/3), Dow Jones Industrial Average jatuh 3,04 persen menjadi berakhir pada 18.591,93 poin, sedangkan S&P 500 kehilangan 2,93 persen menjadi 2.237,4, dan Nasdaq Composite turun 0,27 persen menjadi 6.860,67.
The Fed selama bulan ini telah memangkas dua kali suku bunga acuan menjadi hanya 0-0,25 persen. Tak hanya itu, The Fed juga akan memberikan sejumlah pinjaman, baik kepada mahasiswa maupun untuk penggunaan kartu kredit.
Selain itu, bank sentral AS juga akan membeli obligasi korporasi dan memberikan pinjaman langsung kepada perusahaan.
Ilustrasi Wall Street Foto: Wikimedia Commons
Di sisi lain, saat ini ada 13 dari 50 negara bagian AS yang menerapkan pembatasan ketat, antara lain Maryland, Indiana, Michigan, dan Massachusetts.
Langkah tersebut diperkirakan akan memukul kegiatan ekonomi dan ekuitas saham di AS. Bahkan beberapa analis turut memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi AS.
ADVERTISEMENT
"Apa yang dilakukan The Fed itu penting karena memang membantu di pasar kredit. Tetapi itu tidak cukup dari perspektif pasar ekuitas," kata Willie Delwiche, ahli strategi investasi Robert W Baird, Milwaukee.
"Apa yang kita butuhkan sekarang adalah kepemimpinan di luar Kongres untuk meloloskan semacam RUU stimulus, karena apa yang dilakukan The Fed adalah meredakan beberapa masalah, tetapi itu tidak cukup untuk menyelesaikan semua permasalahan yang ada saat ini,” lanjutnya.
Para investor berharap Senat AS akan memberikan kepastian paket stimulus ekonomi jangka panjang pada akhir pekan ini.
Demokrat dan Republik gagal mencapai kesepakatan mengenai total jumlah paket senilai USD 2 triliun. Demokrat menilai angka tersebut terlalu sedikit untuk menopang seluruh negara bagian AS, rumah sakit, hingga korporasi.
ADVERTISEMENT
Indeks S&P 500 turun 34 persen atau sekitar USD 9 triliun sejak akhir bulan lalu. Penurunan aset ke safe haven pun membuat imbal hasil obligasi AS jatuh ke level terendah.
Ilustrasi Wall Street Foto: Wikimedia Commons
Indeks energi S&P (SPNY) merosot 6,65 persen, terbesar di antara sebelas sektor utama, mengikuti penurunan harga minyak. Sedangkan indeks konsumen S&P (SPLRCD) naik 0,35 persen, satu-satunya yang mencatatkan positif.
Sementara di Dow, indeks Boeing (BA.N) melonjak 11,17 persen, setelah Goldman Sachs menaikkan peringkat obligasinya menjadi "membeli."
Apple (AAPL.O) turun 2,12 persen atau senilai USD 982 miliar, menyusul Microsoft (MSFT.O) yang turun 1 persen atau USD 1,03 triliun.
Sebanyak 15,7 miliar saham berpindah tangan di Wall Street, sedikit lebih rendah dari rata-rata 15,8 miliar saham untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir.
ADVERTISEMENT