Wall Street Melesat Berkat Saham Energi

3 September 2021 6:40 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pekerja melihat pergerakan saham dari layar monitor di Wall Street di New York City. Foto: Eisele / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Pekerja melihat pergerakan saham dari layar monitor di Wall Street di New York City. Foto: Eisele / AFP
ADVERTISEMENT
Ketiga indeks utama Wall Street berakhir positif pada perdagangan saham, Kamis (2/9). Terutama S&P 500 yang melesat ke rekor tertinggi.
ADVERTISEMENT
Mengutip laporan Reuters, S&P 500 naik 12,92 poin alias sebesar 0,29 persen menjadi 4.537,01. Sementara Dow Jones Industrial Average naik 0,37 persen atau 129,38 poin ke level 35.441,91.
Adapun Nasdaq Composite, juga tercatat naik sebesar 21,15 poin atau sebesar 0,14 persen ke level 15.330,53.
Membaiknya kinerja pasar saham Amerika Serikat (AS) ini, seiring dengan naiknya harga-harga komoditas. Tren ini mendorong pulihnya perusahaan energi yang sudah merugi dalam 3 hari berturut-turut minggu ini.
Melonjaknya harga minyak mentah AS sebesar 2 persen juga menjadi menjadi penopang membaiknya kinerja bursa saham.
Cabot Oil & Gas Corp dan Occidental Petroleum Corp jadi dua di antaranya perusahaan yang mengalami kenaikan terbesar. Selain itu, ada juga perusahaan minyak Exxon Mobil dan Chevron Corp yang membukukan kenaikan solid.
ADVERTISEMENT
Adapun indeks teknologi yang kemarin menopang kinerja saham AS, justru tergelincir. Ini disebabkan raksasa-raksasa teknologi seperti Amazon Inc, Microsoft Corp hingga Facebook Inc tersendat operasionalnya akibat terendam banjir.
Kendati ada banjir bandang yang melanda, perdagangan Wall Street masih bisa beroperasi secara normal.
Bursa saham secara teratur mencapai rekor tertinggi selama beberapa minggu terakhir. Ini ditopang musim pendapatan perusahaan yang cukup bagus, serta harapan dukungan bank sentral yang berkelanjutan.
Data pada hari Kamis menunjukkan, jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran turun minggu lalu. Kendati begitu, investor juga kemungkinan bakal menanti laporan pekerjaan bulanan yang diumumkan hari ini oleh Departemen Tenaga Kerja.
Laporan ini diproyeksikan bakal mencatat melambatnya pertumbuhan pekerja, dari 943 ribu di bulan Juli menjadi 750 ribu di bulan Agustus 2021.
ADVERTISEMENT