Wall Street Melonjak Tajam, Didorong Data Ekonomi hingga Minyak Mentah Naik

4 Agustus 2022 6:37 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pedagang sedang bekerja di lantai New York Stock Exchange (NYSE). Foto: Getty Images/Spencer Platt
zoom-in-whitePerbesar
Pedagang sedang bekerja di lantai New York Stock Exchange (NYSE). Foto: Getty Images/Spencer Platt
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Indeks saham Amerika Serikat (AS) Wall Street melesat saat penutupan perdagangan, Rabu (3/8). Hal ini diikuti dengan data ekonomi yang mulai menguat hingga panduan perusahaan yang optimis serta meredanya kekhawatiran geopolitik oleh investor.
ADVERTISEMENT
Mengutip Reuters, Kamis (4/8), Dow Jones Industrial Average (.DJI) naik 416,33 poin atau 1,29 persen menjadi 32.812,5, S&P 500 (.SPX) naik 63,98 poin atau 1,56 persen menjadi 4.155,17 dan Nasdaq Composite (.IXIC) bertambah 319,40 poin atau 2,59 persen menjadi 12.668,16.
Laporan dari Administrasi Informasi Energi AS menunjukkan lonjakan tak terduga terhadap minyak mentah dan bensin di AS sejak minggu lalu. Untuk itu, minyak mentah berjangka bulan depan akan turun.
Selain itu, penurunan harga minyak mengikuti pengumuman kelompok produsen minyak mentah OPEC+ bahwa mereka akan meningkatkan produksinya hanya 100.000 barel per hari.
Wakil Presiden Senior Wealthspire Advisors, Oliver Pursche mengatakan bahwa minyak mentah masih mengalami kenaikan sebesar 25 persen dari awal tahun.
ADVERTISEMENT
"Penurunan baru-baru ini adalah hasil gabungan dari itu dan cerminan bahwa akan ada perlambatan ekonomi. Pasar berusaha menemukan keseimbangan," ujar Pursche di New York.
Minyak mentah AS turun 3,98 persen menjadi menetap di USD 90,66 per barel, sementara Brent menetap di USD 96,78 per barel atau turun 3,74 persen pada hari itu.
Di sisi lain, ketiga indeks saham utama AS menguat dan Nasdaq yang sarat teknologi mengakhiri sesi di level tertinggi selama tiga bulan dengan perkiraan optimis dari PayPal (PYPL.O) dan CVS Health Corp (CVS.N) yang memicu sentimen investor.
Menurut Pursche, semua pendapatan dan data merupakan hal fundamental.
New York Stock Exchange (NYSE) di Wall Street, New York City. Foto: Brendan McDermid/REUTERS
"Kami telah melihat pendapatan yang layak, dan ada berita ekonomi yang kuat, dan kami memiliki beberapa pernyataan (pejabat) Fed yang meyakinkan bahwa Fed akan mampu mengendalikan inflasi," tambah Pursche.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, data ekonomi menunjukkan akselerasi tak terduga dari aktivitas jasa dan melonjak kuat pada pesanan pabrik. Tentunya, ini menunjukkan bahwa ekonomi cukup sehat untuk menahan kebijakan moneter hawkish dari The Fed.
Kendati demikian, Presiden The Fed St. Louis James Bullard menggarisbawahi sikap hawkish itu dengan mengulangi niat bank sentral untuk "bersikap tegas" terhadap target inflasi hingga mencapai rata-rata 2 persen per tahun.
Imbal hasil Treasury AS mencapai puncak selama dua minggu. Ini didukung oleh data yang lebih kuat dari perkiraan pernyataan pejabat The Fed akhir-akhir ini.
Kepala Investasi NovaPoint, Joseph Sroka mengungkapkan bahwa komentar hawkish dari The Fed telah berpegang pada niat mereka untuk menaikkan suku bunga dan mendorong imbal hasil kembali naik.
ADVERTISEMENT
"The Fed memegang teguh kebijakan yang telah mereka sampaikan," pungkas Sroka di Atlanta.