Wall Street Menguat, Tekanan di Pasar Saham Global Mereda

9 Desember 2022 6:55 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
New York Stock Exchange (NYSE) di Wall Street, New York City. Foto: Brendan McDermid/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
New York Stock Exchange (NYSE) di Wall Street, New York City. Foto: Brendan McDermid/REUTERS
ADVERTISEMENT
Indeks saham utama Wall Street akhirnya berbalik arah setelah turun selama empat hari terakhir.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Reuters, Jumat (9/12), Indeks S&P 500 naik 29,59 poin atau 0,75 per menjadi 3.963,51 poin. Nasdaq Composite naik 123,45 poin atau 1,13 persen ke 11.082, Dow Jones Industrial Average menguat 183,56 poin atau 0,55 persen menjadi 33.781,48.
Indeks S&P 500 menghentikan penurunan beruntun lima hari. Indeks Nasdaq yang padat teknologi juga naik setelah turun empat hari berturut-turut hingga Rabu. Investor mengangkat indeks saham lebih tinggi setelah menafsirkan data yang menunjukkan kenaikan klaim pengangguran mingguan sebagai tanda laju kenaikan suku bunga akan segera melambat.
Pada perdagangan pasar kemarin, sebagian besar dari 11 sektor S&P 500 utama naik, dipimpin oleh kenaikan saham teknologi. Sebagian besar saham teknologi dan pertumbuhan mega-cap seperti Apple Inc, Nvidia Corp dan Amazon.com Inc naik.
ADVERTISEMENT
Indeks utama Wall Street telah berada di bawah tekanan dalam beberapa hari terakhir. Indeks patokan turun 3,6 persen sejak awal Desember di tengah ekspektasi siklus kenaikan suku bunga yang lebih lama dan pandangan ekonomi yang suram dari beberapa eksekutif perusahaan terkemuka.
Namun, tekanan pasar saham mereda setelah data menunjukkan jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim untuk tunjangan pengangguran meningkat secara moderat minggu lalu. Sementara jumlah pengangguran mencapai level tertinggi 10 bulan menjelang akhir November.
Laporan tersebut mengikuti data Jumat lalu yang menunjukkan pemberi kerja AS mempekerjakan lebih banyak pekerja dari yang diharapkan pada bulan November dan kenaikan upah. Perbaikan data yang mencuat di pekan lalu memicu kekhawatiran bahwa Federal Reserve (The Fed) mungkin mempertahankan sikap agresif untuk menjinakkan inflasi yang tinggi selama beberapa dekade.
ADVERTISEMENT
Ada dua data yang akan menjadi perhatian pasar jelang keputusan kebijakan The Fed pada 14 Desember. Kedua data ini adalah indeks harga produsen dan survei sentimen konsumen Universitas Michigan pada hari Jumat serta data harga konsumen bulan November yang rilis pekan depan.
Investor melihat peluang 93 persen bahwa bank sentral AS akan menaikkan suku bunga acuan utama sebesar 50 basis poin menjadi 4,25 persen hingga 4,50 persen. Puncak suku bunga diperkirakan berada di 4,92 persen pada Mei 2023. Bank sentral AS telah menaikkan suku bunga kebijakan sebesar 375 basis poin tahun ini, dengan laju tercepat sejak 1980-an.
Pendekatan agresif ini memicu kekhawatiran resesi. Eksekutif puncak lembaga keuangan utama AS termasuk JPMorgan, BlackRock, dan Citi memperkirakan kemungkinan penurunan ekonomi pada tahun 2023.
ADVERTISEMENT
Volume di bursa AS adalah 10,07 miliar saham, dibandingkan dengan rata-rata 10,90 miliar untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir.