Wall Street Merosot, Hubungan AS - China Memanas Jadi Penyebab

22 Mei 2020 6:52 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pekerja melihat pergerakan saham dari layar monitor di Wall Street di New York City. Foto: Eisele / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Pekerja melihat pergerakan saham dari layar monitor di Wall Street di New York City. Foto: Eisele / AFP
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ketiga indeks utama Wall Street merosot pada penutupan perdagangan Kamis (21/5). Hubungan AS-China yang kembali memanas menimbulkan kekhawatiran pada perekonomian global.
ADVERTISEMENT
Dilansir Reuters, Jumat (22/5), Dow Jones Industrial Average turun 0,41 persen menjadi berakhir pada 24.474,12 poin, indeks S&P 500 kehilangan 0,78 persen menjadi 2.948,51, serta Nasdaq Composite turun 0,97 persen menjadi 9.284,88.
Presiden Donald Trump mengatakan, AS akan bereaksi keras jika China memberlakukan undang-undang keamanan nasional untuk Hong Kong, sebagai tanggapan atas protes pro-demokrasi yang kerap dilakukan tahun lalu.
Sebelumnya, Sekretaris Negara AS Mike Pompeo juga mengkritik penanganan Beijing terhadap wabah virus corona. Sementara seorang pejabat China menyatakan pihaknya tak akan gentar pada peningkatan ketegangan tersebut.
Ilustrasi Wall Street Foto: Wikimedia Commons
Hampir setengah dari saham S&P 500 turun 20 persen sejak 19 Februari 2020, menunjukkan belum adanya pemulihan ekonomi.
Sementara Nasdaq naik sekitar 5 persen, didorong oleh kenaikan saham Microsoft (MSFT.O), Amazon.com (AMZN.O), dan saham teknologi lainnya yang diharapkan mampu membawa perekonomian keluar dari krisis.
ADVERTISEMENT
Saham Best Buy Co Inc (BBY.N) turun 4,4 persen, setelah peritel elektronik ini melaporkan penurunan penjualan hingga 5,3 persen selama kuartal I 2020 akibat pandemi COVID-19.
Selain itu, saham L Brands Inc (LB.N) melonjak 18 persen meskipun membukukan penjualan yang buruk di kuartal I 2020. Namun perusahaan mengatakan akan menutup beberapa toko Victoria’s Secret akibat kondisi bisnis yang sulit.
Volume perdagangan di Wall Street mencapai 10,1 miliar saham, lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata 11,3 miliar selama 20 hari perdagangan terakhir.