Wall Street Merosot, Investor Khawatir Perlambatan Ekonomi

24 September 2020 6:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Wall Street Foto: Wikimedia Commons
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Wall Street Foto: Wikimedia Commons
ADVERTISEMENT
Ketiga indeks utama Wall Street merosot pada penutupan perdagangan Rabu (23/9). Belum adanya keputusan pada stimulus fiskal lanjutan di AS meningkatkan kekhawatiran ekonomi, sementara jumlah kasus corona terus bertambah.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan laporan Reuters, Kamis (24/9), Dow Jones Industrial Average turun 525,05 poin atau 1,92 persen menjadi 26.763,13. Indeks S&P 500 kehilangan 78,65 poin atau 2,37 persen menjadi 3.236,92, dan Nasdaq turun 330,65 poin atau 3,02 persen menjadi 10.632,99.
Nasdaq dan S&P 500 turun lebih dari 2 persen, dan 11 sektor S&P utama ditutup lebih rendah. Sektor energi dan keuangan sebagai sektor berkinerja terburuk tahun ini, mencatatkan penurunan satu hari terbesar sejak 9 Juli.
Harapan pemulihan ekonomi dan rencana stimulus fiskal lanjutan membuat indeks saham di bursa AS melonjak sejak Maret. Namun adanya aksi jual saham teknologi telah membebani sentimen pasar sejak 2 September.
"Kami berada pada fase di mana lebih sulit mendapatkan pemulihan ekonomi. Tapi kami masih tetap optimistis, meskipun kemajuannya jauh lebih lambat dari tiga bulan pertama sejak pembukaan kembali,” ujar Jason Pride, kepala investasi kekayaan pribadi di Glenmede di Philadelphia.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengatakan bahwa bank sentral tidak merencanakan perubahan besar terkait program pinjaman. The Fed dan Kongres AS juga akan bekerjasama dalam pemulihan ekonomi.
"Semakin lama kita pergi tanpa lebih banyak stimulus, semakin sulit untuk mempertahankan keuntungan dalam perekonomian," kata Willie Delwiche, ahli strategi investasi di Baird di Milwaukee.
Data IHS Markit menunjukkan kenaikan aktivitas pabrik, namun ada perlambatan cukup dalam di sektor jasa selama September. Ini menunjukkan hilangnya momentum ekonomi, karena kekhawatiran lonjakan kasus COVID-19 beberapa bulan ke depan.
New York Stock Exchange (NYSE) Foto: REUTERS/Lucas Jackson
Sementara itu, Departemen Kehakiman AS mengeluarkan proposal legislatif, yang memerlukan persetujuan kongres, untuk mereformasi kekebalan hukum bagi perusahaan digital dan menindaklanjuti tawaran Presiden Donald Trump di awal tahun ini untuk menindak raksasa teknologi.
ADVERTISEMENT
Imbasnya, saham Apple Inc, Alphabet Inc, dan Amazon.com Inc yang telah menanggung kerugian besar pada beberapa hari lalu, kini kembali menurun pada tingkat yang lebih dalam, melebihi kerugian pada acuan S&P 500. Bahkan penurunan saham Facebook Inc berada di bawah penurunan S&P.
S&P 500 tergelincir ke posisi terendah, turun 9,6% dari rekor tertinggi yang dicapai pada tiga minggu lalu.
Tesla Inc juga jatuh 10,3 persen, setelah Kepala Eksekutif Elon Musk gagal memenuhi janjinya untuk memotong biaya kendaraan listrik pada acara Battery Day.
Sementara itu, Nike Inc melonjak 8,8 persen ke rekor tertinggi, setelah perusahaan melaporkan kenaikan penjualan digital pada kuartal III, terutama di Amerika Utara. Hal ini cukup mengimbangi penurunan penjualan di toko konvensional.
ADVERTISEMENT
Volume di bursa AS adalah 10,04 miliar saham, naik dibandingkan hari sebelumnya 8,68 miliar saham.