Wall Street Merosot, Investor Pertanyakan Hasil Uji Coba Vaksin COVID-19

20 Mei 2020 7:39 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pekerja melihat pergerakan saham dari layar monitor di Wall Street di New York City. Foto: Eisele / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Pekerja melihat pergerakan saham dari layar monitor di Wall Street di New York City. Foto: Eisele / AFP
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ketiga indeks utama Wall Street kembali merosot pada penutupan perdagangan Selasa (19/5). Investor mempertanyakan hasil uji coba vaksin virus corona yang dilakukan produsen obat Moderna serta hasil kinerja sejumlah peritel besar.
ADVERTISEMENT
Dilansir Reuters, Rabu (20/5), indeks Dow Jones Industrial Average turun 390,51 poin atau 1,59 persen menjadi 24.206,86, indeks S&P 500 kehilangan 30,97 poin atau 1,05 persen menjadi 2.922,94, dan Nasdaq Composite turun 49,72 poin atau 0,54 persen menjadi 9.185.
Rata-rata indeks utama turun ke posisi terendah setelah adanya laporan STAT News yang mempertanyakan validitas hasil uji coba vaksin virus corona yang dilakukan Moderna. Saham Moderna Inc (MRNA.O) pun langsung anjlok 10,41 persen.
"Pasar lebih tertarik pada berita kesehatan dibandingkan data ekonomi," kata Art Hogan, kepala strategi pasar di National Securities di New York.
Sementara itu, peritel rumah tangga, Home Depot (HD.N), turun 1,59 persen setelah perusahaan memproyeksi laba kuartalan yang akan turun akibat biaya yang jauh lebih tinggi di masa pandemi COVID-19.
Ilustrasi Wall Street Foto: Pixabay
Department store, Kohl's Corp (KSS.N), jatuh 4,94 persen setelah melaporkan kerugian yang lebih besar dari perkiraan.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, laba kuartalan Walmart Inc (WMT.N) melonjak karena konsumen menimbun kebutuhan pokok, mencerminkan kepanikan akibat pandemi virus corona. Namun, saham peritel itu justru turun 1,19 persen, setelah sempat naik 3,4 persen sebelumnya.
Namun peritel otomotif, Advance Auto Parts (AAP.N), naik 5,21 persen setelah perusahaan mengatakan penjualan meningkat secara signifikan pada awal kuartal II. Kenaikan ini membantu mengangkat indeks ritel S&P sebesar 1,33 persen.
"Semua orang ingin mengambil laporan ritel sebagai suatu indikasi," kata Willie Delwiche, ahli strategi investasi di Baird di Milwaukee.
Indeks benchmark naik lebih dari 3 persen di awal pekan ini, didorong oleh vaksin COVID-19 yang mulai menunjukkan perkembangan dan pernyataan Ketua The Fed Jerome Powell yang siap mendukung perekonomian hingga krisis berlalu.
ADVERTISEMENT
Powell, dalam kesaksiannya di Komite Perbankan Senat mengatakan, bank sentral akan terus mengakomodasi dan mempertimbangkan segala upaya agar dunia usaha tak terperosok dalam kebangkrutan.
Volume perdagangan di Wall Street mencapai 10,66 miliar saham, lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata 11,34 miliar untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir.