Wall Street Variatif Dipengaruhi Ekspektasi Penurunan Suku Bunga dan Dolar Naik

29 Desember 2023 6:29 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Wall Street. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Wall Street. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Indeks utama saham Amerika Serikat (AS), Wall Street, ditutup variatif pada perdagangan Kamis (28/12). Hal ini didorong oleh ekspektasi penurunan suku bunga membuat terjadi reli saham-saham AS, sementara imbal hasil obligasi pemerintah dan dolar naik dari posisi terendah dalam lima bulan.
ADVERTISEMENT
Mengutip Reuters, Dow Jones Industrial Average (.DJI) naik 60,96 poin atau 0,16 persen menjadi 37.717,48. S&P 500 (.SPX) naik 2,30 poin atau 0,05 persen menjadi 4.783,36. Sementara Nasdaq Composite (.IXIC) mengalami penurunan 0,98 poin atau 0,01 persen menjadi 15,098.19.
Saham S&P 500 pada dasarnya tidak berubah pada penutupan perdagangan Kamis, layaknya sebelum penutupan pada hari perdagangan terakhir tahun 2023. Ketiga indeks tersebut tetap berada pada jalur kenaikan bulanan, triwulanan, dan tahunan.
"Ini adalah salah satu reli akhir tahun terbaik yang pernah kami lihat dan sebagian besar reli ini terjadi sebelum The Fed melakukan pivot pada pertengahan Desember," kata Kepala Strategi Pasar di Carson Group Ryan Detrick dikutip dari Reuters pada Jumat (29/12).
ADVERTISEMENT
“Ini adalah pengingat yang bagus tentang seberapa jauh kita telah melangkah keluar dari kondisi pasar yang buruk tahun lalu dan pengingat bagi investor bahwa awan gelap memang terjadi, namun matahari selalu muncul lagi,” tambahnya.
S&P 500 terus mengintai di bawah rekor penutupan tertinggi di 4.796,56 yang dicapai pada 3 Januari 2022. Mencapai rekor penutupan baru akan mengkonfirmasi bahwa S&P 500 memasuki pasar bullish ketika mencapai penutupan pasar bearish pada Oktober 2022.
“Mencapai level tertinggi baru setelah dua tahun bisa menjadi pertanda halus bahwa kekuatan ekonomi akan terjadi pada tahun 2024,” imbuh Detrick.
Data yang dirilis pada pagi hari, termasuk klaim, penjualan rumah yang tertunda, dan perdagangan atau persediaan awal, memberikan gambaran perekonomian yang melemah namun tangguh.
ADVERTISEMENT
Skenario ini telah membantu memperkuat spekulasi bahwa Federal Reserve AS mungkin akan memangkas suku bunga kebijakannya lebih cepat dari perkiraan dan dapat melakukan soft landing dengan menghindari resesi.
FedWatch CME melihat sekilas pasar keuangan memperkirakan kemungkinan 74,1 persen pembuat kebijakan akan memangkas suku bunga target dana Fed sebesar 25 basis poin pada bulan Maret.
Saham-saham perusahaan Tiongkok yang tercatat di bursa saham AS, termasuk Alibaba Holdings, PDD Holdings (PDD.O) dan JD.Com Inc menguat karena saham-saham unggulan atau blue chip Tiongkok mencatat lonjakan terbesarnya dalam lima bulan terakhir.
CytoSorbents (CTSO.O) merosot setelah perangkat perusahaan yang bertujuan mengurangi pendarahan selama operasi gagal memenuhi tujuan utama penelitian. Boeing (BA.N) jatuh setelah pembuat pesawat tersebut mendesak maskapai penerbangan untuk memeriksa pesawat 737 MAX yang lebih baru untuk mengetahui kemungkinan ada baut yang longgar pada sistem kendali kemudi.
ADVERTISEMENT